Tanggul Jebol, Ratusan Rumah Terendam, 400 KK Mengungsi

Selasa, 15 November 2016 – 09:56 WIB
Salah seorang warga Muaragembong berdiri di tanggul yang telah jebol lantaran tidak sanggung menahan luapan air, Senin (14/11/2016). Foto: GoBekasi

jpnn.com - BEKASI- Bencana banjir secara silih berganti melanda kabupaten/kota di wilayah Provinsi Jawa Barat. Kemarin, Senin (14/11), giliran Kabupaten Bekasi yang terendam akibat tanggul Sungai Citarum jebol.

Area yang tergenang tepatnya berada di RW 03 dan 04, Desa Pantai Bakti, Kecamatan Muaragembong, Kabupaten Bekasi. Sekitar 350 rumah dan 400 kepala kelauarga terdampak bencana tersebut.

BACA JUGA: Lilin-Lilin Kecil dan Mawar Putih untuk Olivia Marbun..

Selain Desa Pantai Bakti, ada beberapa desa di empat kecamatan yang ada di sekitar aliran Sungai Citarum juga dilanda banjir. Empat kecamatan itu adalah Kecamatan Cikarang Timur, Kedungwaringin, Pebayuran dan Kecamatan Cabangbungin. 

Ada dua desa yang berada di sepanjang Sungai Citarum kondisinya banjirnya cukup tinggi. Yakni di Desa Bojongsari, Kecamatan Kedungwaringin, dan Desa Labansari, Kecamatan Cikarang Timur. 

BACA JUGA: Soal Gusur Menggusur, PDIP Minta Wali Kota Bekasi Contoh Ahok

Bila dijumlahkan, diperkirakan rumah warga yang dilanda banjir mencapai lebih dari 500 unit.

Banjir yang melanda Desa Pantai Bankti terjadi pukul 04.00 itu awalnya lebih dari satu meter hingga siang hari menyusut hingga ketinggian sekitar 50 centimeter (cm) sampai satu meter. 

BACA JUGA: Mendung Sih, Tapi Supermoon Cantik Tetap Terlihat di Bundaran HI

”Tanggul jebol terjadi waktu subuh. Itu karena tingginya debit air Sungai Citarum kiriman dari arah timur atau dari arah Bandung,” terang Suwinda, kades Pantai Bakti, kemarin (14/11).  

Dugaan sementara atas jebolnya tanggul Sungai Citarum itu, kata Suwinda juga, karena pintu air Waduk Saguling, Kabupaten Bandung dibuka. 

Dia juga mengatakan, selain 400 KK rumah warga terendam di wilayah Muaragembong banjir juga berdampak puluhan hektare sawah dan tambak warga setempat rusak akibat hantaman banjir tersebut.

”Saat ini warga yang terdampak banjir sudah diungsikan ke kantor desa, masjid dan rumah warga lain yang lokasinya lebih tinggi,” terangnya juga. 

Suwinda juga mengatakan, aktivitas empat sekolah di wilayah itu juga diliburkan lantaran gedung sekolah terendam air hingga satu meter.

Empat gedung sekolah itu terdiri dari empat sekolah dasar (SD) dan satu SMP terbuka. Selain itu juga, empat musala juga terendam banjir. 

”Saat ini pengungsi membutuhkan bantuan dari pemerintah daerah dan swasta. Bantuan belum ada,” terangnya juga.

Warga, kata Suwinda lagi, saat ini sangat membutuhkan banyak sembako, air mineral, selimut, pembalut dan pampers untuk balita. ”Kita sudah berkoordinas dengan BPBD Kabupaten Bekasi terkait musibah banjir ini. Saat ini bantuan makanan dan air mineral sangat dibutuhkan,” paparnya juga. 

Sementara itu, Yusuf Maulana, salah seorang warga Muaragembong yang rumahnya terdampak banjir mengatakan, selain tempat tinggalnya Desa Pantai Bakti, banjir juga melanda dua desa lainnya meski tidak separah desanya. Dua desa itu adalah Pantai Mekar dan Pantai Bahagia. 

”Kedua desa itu juga terkena dampak banjir, tapi yang paling parah dialami Desa Pantai Bakti karena lokasi jebolnya tanggul ada di wilayah kami,” katanya. 

Yusuf menambahkan, Desa Pantai Bakti jadi wilayah yang paling parah terkena banjir lantaran paling dekat dengan aliran Sungai Citarum.

Camat Muaragembong, Fahrurrozi mengatakan tanggul yang jebol itu tengah dalam proses pembangunan oleh pekerja dari Balai Besar Wilayah Sungai Citarum (BBWSC) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). 

”Baru dibangun sepanjang 500 meter tanggul itu, debit air di Sungai Citarum tiba-tiba naik dan meluap ke permukiman warga,” terangnya.

Guna meminimalisir terjangan banjir, kata dia juga, petugas memasang karung pasir di bagian tanggul yang jebol tersebut. 

Hingga Senin (14/11) pukul 13.00, air sudah tidak meluap dari tanggul dan ketinggian di permukiman warga berkisar 50 cm sampai 1 meter. Padahal, sebelumnya ketinggian air melebihi satu meter.

Terpisah, Kepala BPBD Kabupaten Bekasi, Aspuri mengatakan sehari sebelum tanggul Muaragembong ambrol, ada beberapa wilayah di Kabupaten Bekasi yang juga sempat dilanda banjir akibat hujan deras mengguyur wilayah itu sejak Minggu malam (13/11). 

Kondisi diperparah dengan jebolnya tanggul Sungai Citarum di Muaragembong.  

Beberapa desa yang dilanda banjir itu berada di Kecamatan Cikarang Timur, Kedungwaringin, Pebayuran, Cabangbungin dan Muaragembong yang kesemuanya berada di aliran Sungai Citarum. 

”Wilayah Muaragembong yang paling parah dilanda banjir karena tanggul Sungai Citarum yang jebol ada di sana,” katanya.

Aspuri menambahkan, pihaknya sudah memberlakukan siaga I untuk kawasan yang ada di pinggiran Sungai Citarum. 

Penetapan status itu berdasarkan surat dari PT Indonesia Power Unit Pembangkitan Listrik Saguling, mengenai keadaan kondisi air di bendungan yang hampir penuh.

Perlu diketahui, kondisi Waduk Saguling telah mencapai 643,70 mdpl, dengan elevasi mencapai 643,80 mdpl. Sesuai dengan standar operasi, maka pintu spillway nomor 3 dibuka setinggi satu meter.

Dampaknya mempengaruhi debit Sungai Citarum yang berdampak banjir di beberapa kecamatan di Kabupaten Bekasi. 

”Hingga kini kita terus mengecek perkembangannya termasuk berkoordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Citarum, Perum Jasa Tirta II,” jelas Aspuri. 

Dia juga mengatakan, hingga kini pihaknya masih melakukan proses evakuasi warga yang dilanda banjir selain di kawasan Muaragembong.

”Sudah kita siapkan semua untuk evakuasi warga. Sudah kita terjunkan juga relawan. Sebagian besar warga yang rumahnya kebanjiran sudah dievakuasi ke tempat yang lebih aman,” tandasnya. (dny/dil/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sukacita Menyambut Komitmen Pemprov DKI Menata Kawasan Kemang


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler