Tangkal Ideologi Asing, Mantan Kabareskrim Tawarkan The Greatwall Interception

Kamis, 01 Juli 2021 – 17:59 WIB
Komjen Pol (Pur) Nurfaizi dan akademisi Unpad Prof Muradi. Foto: Dok Strategi Institute

jpnn.com, JAKARTA - Mantan Kabareskrim Polri dan Komjen (Purn) Nurfaizi Suwandi menyebut Indonesia membutuhkan benteng guna menangkal paparan ideologi asing selain Pancasila.

Dia menawarkan konsep The Greatwall Interception of Indonesia. Konsep keamanan berbasis teknologi informasi ini, berperan sebagai tembok yang dapat membentengi rakyat Indonesia dari pengaruh luar.

BACA JUGA: Ternyata Mas Menteri Terinspirasi dari Bung Karno dalam Rumuskan Profil Pelajar Pancasila

“Konsep The Greatwall Interception of Indonesia adalah tembok yang membentengi Indonesia dari pengaruh luar maupun ke dalam,” kata Nurfaizi dalam diskusi yang diselenggarakan oleh Strategi Institute, Rabu (30/6).

Selain Nurfaizi, pembicara lain dalam diskusi ini adalah akademisi Unpad sekaligus pengamat keamanan dan pertahanan Prof Muradi, Sekretaris Dewan Nasional SETARA Romo Benny Susetyo, dan pengamat politik Boni Hargens.

BACA JUGA: Pengamalan Nilai Pancasila Jadi Kunci Hidup Rukun Bagi Bangsa Indonesia

Jika konsep itu diterima, Nurfaizi berpendapat pemerintah perlu membuat suatu undang-undang (UU) yang dapat membentengi serta mengakomodasi beragam tantangan dalam program sosialisasi nilai-nilai Pancasila.

Sebab, UU yang ada saat ini belum bisa memenuhi kebutuhan tersebut.

BACA JUGA: Ayo Dukung Bu Mega Polulerkan Salam Pancasila, Begini Caranya

Muradi menyatakan, sistem integritas keamanan nasional belum sempurna. Sebab, ada beberapa contoh kasus yang perlu di-clear-kan seperti pencurian database kependudukan di Indonesia serta sanksi terhadap pelaku yang memperjualbelikan data tersebut.

"Masalah ini dan masalah krusial lain seperti pencurian rahasia negara perlu dilindungi dalam satu payung besar UU Keamanan Nasional," ujarnya.

Melihat pentingnya ekosistem keamanan, Muradi menilai bahwa kuncinya berada di tangan tiga pihak yang menjadi aktor, yakni intelijen, polisi, dan militer.

Para aktor penjaga keamanan ini, harus senantiasa aktif dalam usaha membuat ekosistem yang terintegrasi baik demi menjaga keamanan nasional.

“Jika ketiga komponen keamanan itu sudah bersinergi baik, niscaya kita hanya tinggal merasakan manfaat dari ekosistem tersebut," urai Muradi. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler