Tani On Stage Bahas Mekanisasi, Pertanian Indonesia Makin Maju dan Modern

Jumat, 26 Maret 2021 – 15:55 WIB
Tani On Stage (TOS) Kementan diadakan di Balitbang Tangerang, Banten, Jumat (26/30. Foto Kementan

jpnn.com, TANGERANG - Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Biro Humas dan Informasi Publik menggelar Tani On Stage (TOS) mengusung tema Pemanfaatan Inovasi Alat dan Mesin Pertanian di Era Pertanian Modern.

Acara yang diadakan di halaman Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian (Balitbangtan), Situ Gadung, Tangerang, dihadiri mahasiswa Kampus Politeknik Enjiniring Pertanian Indonesia (PEPI) dengan protokol Kesehatan, dan bisa diikuti melalui daring.

BACA JUGA: Mentan SYL Motivasi Mahasiswa Polbangtan Medan sebagai Motor Pertanian Modern

Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan Kuntoro Boga Andri mengatakan sektor pertanian terus mengalami perkembangan modern dengan pemanfaatan teknologi mekanisasi secara merata di seluruh Indonesia.

"Oleh karena itu, saya ingin hari ini kita sama-sama mengulas apa saja yang sudah dilakukan. Kemudian inovasi apa yang juga sudah kita terapkan. Saya pikir pertanian Indonesia sejak beberapa tahun ini terus mengalami perkembangan yang jauh lebih baik," ujar Kuntoro pada Jumat (26/3).

BACA JUGA: Situasi di PN Jaktim Sempat Memanas, Sejumlah Pendukung Habib Rizieq Diamankan

Dia mengatakan yang terpenting dilakukan adalah menarik minat generasi muda agar kembali terjun ke dunia pertanian. Sektor ini harus menjadi perhatian bersama mengingat pertanian adalah masa depan bangsa dalam mewujudkan kedaulatan.

"Saya berharap diskusi ini memantik ide-ide kreatif dan semangat yang tinggi dalam membangun sektor pertanian masa depan," kata Kuntoro.

BACA JUGA: KPK Menduga Effendi Gazali Minta Jatah Bansos Covid-19 Lewat Anak Buah Juliari

Pengawas Alat Mesin Pertanian Madya dan Koordinator Kelompok Pendaftaran Pengawasan Peredaranan Alsintan, Sri Hantoro SP mengatakan mekanisasi perlu diterapkan untuk mengantisipasi penyusutan jumlah petani desa yang beralih profesi menjadi pekerja kota.

"Mekanisasi perlu kita terapkan karena jumlah petani di desa menurun. Kita ingin anak muda terjun bertani dengan menggunakan mekanisasi. Kami selalu sampaikan bahwa sektor pertanian sudah melangkah lebih jauh dengan berbagai alat canggih," katanya.
 
Menurut Hantoro, pendistribusian Alsintan secara masif sudah dilakukan sejak 2014. Saat itu, Kementan bersama pemerintah daerah langsung melakukan sosialisasi dan pendampingan kepada para petani.

"2014 sudah masif, tetapi sekarang lebih masif lagi. Bahkan Alsintan yang didistribusikan sudah beragam dan dapat digunakan dalam kondisi dan tantangan yang dihadapi," katanya.

Sementara itu, Koordinator Kepala Bidang Kerja sama dan Pendayagunaan Hasil Penelitian dan Rekayasa Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Harsono mengatakan saat ini pihaknya tengah mengembangkan kecanggihan Alsintan yang terhubung langsung dengan sentuhan aplikasi pada smartphone.

"Kita mengembangkan robot tanam dan kebun sedap malam yang semuanya terhubung dengan teknologi. Bahkan, kami sedang mengembangkan penggunaan aplikasi untuk membuka dan menutup pintu irigasi," katanya.

Sejauh ini, lanjut Harsono, mekanisasi berhasil diterapkan di sejumlah lokasi areal tanam baru seperti pada program lumbung pangan food estate yang ada di Kalimantan Tengah serta food estate yang ada di Sumatera Utara. Pada kedua areal pangan nasional itu, 80 persen sudah menggunakan teknologi informasi dan mekanisasi.

"Mekanisasi mendukung perkembangan food estate, sehingga produksi yang dilakukan lebih cepat, lebih efektif dan lebih efisien. Misalnya, di sana sudah menggunakan drone penyebar benih, alat tanam kentang, kemudian kita juga kembangkan alat tanam padi jagung untuk food estate di Kalimantan Tengah," kata Harsono. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler