Tanker Iran Lakukan Transaksi Ilegal di Perairan Indonesia, Saeed Khatibzadeh Berkilah Begini

Selasa, 26 Januari 2021 – 20:19 WIB
Kapal Tanker berbendera Iran yang ditangkap Indonesia. Foto: Al Jazeera

jpnn.com, TEHERAN - Iran telah meminta Indonesia menjelaskan alasan penyitaan kapalnya, sehari setelah Jakarta mengumumkan penangkapan dua kapal tanker, masing-masing berbendera Iran dan Panama, di perairannya.

Otoritas Indonesia pada Minggu (24/1) menangkap kapal berbendera Iran MT Horse dan kapal Panama MT Freya atas dugaan transfer bahan bakar minyak ilegal di perairan Pontianak, Kalimantan Barat.

BACA JUGA: Kapal Iran dan Panama Menerobos Perairan Indonesia, Apa Tujuannya?

Namun, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Iran Saeed Khatibzadeh mengatakan bahwa penyitaan itu karena masalah teknis dan terkait urusan perkapalan.

"Organisasi Pelabuhan kami dan perusahaan pemilik kapal sedang mencari penyebab masalah ini dan menyelesaikannya," kata Khatibzadeh dalam konferensi pers mingguan yang disiarkan televisi, Senin (25/1).

BACA JUGA: Pemerintah Iran Kelabakan ada Kapal Tanker Ditangkap di Indonesia

Sementara itu, Juru Bicara Badan Keamanan Laut (Bakamla) RI Wisnu Pramandita mengatakan kapal tanker itu akan dikawal ke Pulau Batam di Provinsi Kepulauan Riau untuk penyelidikan lebih lanjut.

Wisnu mengatakan kepada Reuters pada Senin bahwa kapal-kapal itu tertangkap tangan sedang memindahkan minyak dari MT Horse ke MT Freya, dan bahwa ada tumpahan minyak di sekitar kapal tanker penerima.

BACA JUGA: Garda Revolusi Iran Kembali Pamer Kekuatan, Ini Pesan untuk Musuh-Musuh Republik Islam

Dia menambahkan bahwa 61 awak kapal adalah warga negara Iran dan China dan telah ditahan.

Kedua kapal tanker, masing-masing mampu membawa 2 juta barel minyak, terakhir terlihat awal bulan ini di lepas pantai Singapura, berdasarkan data pengiriman di Refinitiv Eikon.

Data itu menunjukkan bahwa kapal MT Horse, milik National Iranian Tanker Company (NITC), hampir terisi penuh dengan minyak sementara MT Freya, yang dikelola oleh Shanghai Future Ship Management Co, kosong.

Ketika diminta untuk mengomentari tanker yang disita itu, Menteri Perminyakan Iran Bijan Zanganeh mengatakan kepada wartawan bahwa kapal itu memang membawa minyak.

"Masalah ini sedang ditindaklanjuti oleh Iran," ujar dia.

Organisasi Maritim Internasional mengharuskan kapal menggunakan perangkat sinyal atau transponder untuk keselamatan dan transparansi. Kru bisa mematikan perangkat jika ada bahaya pembajakan atau bahaya serupa.

Namun, transponder sering kali dimatikan untuk menyembunyikan lokasi kapal selama aktivitas terlarang.

"Kapal tanker, pertama kali terdeteksi pada pukul 5:30 waktu setempat (2130 GMT pada 23 Januari) menyembunyikan identitas mereka dengan tidak menunjukkan bendera nasional mereka, mematikan sistem identifikasi otomatis, dan tidak menanggapi panggilan radio," kata Wisnu dalam sebuah pernyataan, Minggu (24/1).

Pencarian oleh Reuters pada direktori perusahaan China menemukan bahwa alamat kantor terdaftar Shanghai Future Ship Management Co berada di bawah perusahaan lain bernama Shanghai Chengda Ship Management. Beberapa panggilan yang dilakukan ke kantor tidak dijawab.

Iran telah dituduh menyembunyikan tujuan penjualan minyaknya dengan menonaktifkan sistem pelacakan pada kapal tankernya, sehingga sulit untuk menilai berapa banyak ekspor minyak mentah Teheran yang berusaha untuk melawan sanksi Amerika Serikat.

Iran mengirim kapal MT Horse ke Venezuela tahun lalu untuk mengirimkan 2,1 juta barel kondensat Iran.

Sementara selama beberapa bulan terakhir, MT Freya telah mengirimkan dua kargo minyak mentah dengan total sekitar 4 juta barel ke pelabuhan Qingdao di pantai timur China dan pelabuhan Yingkou timur laut, kata Emma Li, analis minyak mentah senior di Refinitiv.

Kargo Qingdao dinyatakan sebagai minyak mentah Zakum Atas yang diproduksi di Uni Emirat Arab, kata Li, yang melacak pengiriman minyak mentah tujuan China. (ant/dil/jpnn)


Redaktur & Reporter : Adil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler