Tanpa Indonesia, Australia Rawan Jadi Target Teroris

Rabu, 20 November 2013 – 21:33 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Wakil Ketua Komisi I DPR RI, TB Hasanudin menilai Australia dirugikan akibat keputusan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono yang menghentikan kerjasama di bidang intelijen dan militer.

Politisi PDIP ini mengatakan, kebijakan SBY tersebut hanya akan memiliki dampak kecil bagi Indonesia, terutama di bidang intelijen.

BACA JUGA: JK Diperiksa Bukan Sebagai Saksi Ahli

Menurutnya, tanpa peran intelijen Indonesia, Australia hanya akan menjadi sasaran empuk kelompok teroris.

"Menjadi targeting teroris, itu bahaya lho. Bom Bali 1, 2, targetnya mereka. Kalau tidak ada kita, akan sulit. Seberapa pun alat canggih mereka," kata Hasanudin kepada wartawan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (20/11).

BACA JUGA: Telepon SBY Disadap, Tifatul Minta Klarifikasi Operator Seluler

Sementara di bidang militer, Hasanudin menilai TNI jauh lebih kuat dari angkatan bersenjata Australia. Apalagi, selama ini TNI sudah bisa mandiri tanpa bantuan asing.

Karena itu, Indonesia tidak membutuhkan kerjasama dengan Australia untuk bidang militer dan pertahanan.

BACA JUGA: Permintaan Maaf Australia Ditunggu Hingga Kamis Malam

"Berdampak, tapi tidak ada apa-apanya. Militer kita, kita yang membangun sendiri. Militer Australia sandarannya ke Amerika. Australia tidak ada apa-apanya, dibanding militer Indonesia jauh kelasnya," papar purnawirawan perwira tinggi TNI berpangkat Mayor Jenderal ini. (dil/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Situasi Panas, Dubes Australia Diminta Tidak Kluyuran


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler