Telepon SBY Disadap, Tifatul Minta Klarifikasi Operator Seluler

Rabu, 20 November 2013 – 21:12 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Menkominfo Tifatul Sembiring menyatakan akan segera memanggil empat operator telepon seluler di Indonesia yang namanya tercatat dalam Directorate Signals Defense (DSD) Australia sebagai penyedia jaringan 3G. Keempat operator dalam laporan sadapan itu adalah Excelcomindo, Telkomsel, Indosat dan Hutchison 3.

"Besok saya akan panggil operator, saya akan minta klarifikasi. Klarifikasi clear-nya jaringan supaya enggak bisa disadap," ujar Tifatul di kompleks Istana Negara, Jakarta, Rabu, (20/11).

BACA JUGA: Permintaan Maaf Australia Ditunggu Hingga Kamis Malam

Terkait antisipasi penyadapan, Tifatul menyatakan bahwa pihaknya perlu menelusuri terlebih dahulu fasilitas sistem penyadapan yang dimiliki Australia. Terpenting, kata dia, semua sistem komunikasi milik Indonesia diproteksi dengan baik sehingga bisa mencegah penyadapan oleh pihak luar.

"Kita amankan. Jaringan itu tak boleh ada yang masuk di situ. Apalagi istilahnya sekuriti ring satu, tidak boleh masuk. Itu kan juga belum dijelaskan disadapnya seperti apa, tahun itu (2007-2009) saya juga belum di kabinet," kata Tifatul.

BACA JUGA: Situasi Panas, Dubes Australia Diminta Tidak Kluyuran

Diberitakan sebelumnya, DSD bukan hanya sekadar menyadap pembicaraan telepon Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dengan lingkaran terdekatnya. Lembaga yang kini bernama Australian Signals Directorate (ASD) itu juga memiliki catatan rinci atau call data record (CDR).

Harian The Guardian di Australia edisi Senin (18/11) memaparkan grafik pembicaraan SBY selama 15 hari pada Agustus 2009. Dalam CDR yang diperoleh DSD itu terungkap tentang waktu panggilan, durasi pembicaraan, hingga nomor-nomor telepon yang dihubungi atau menghubungi SBY termasuk berkirim SMS.

BACA JUGA: Andhi Nirwanto akan Dilantik Jadi Wakil Jaksa Agung

Yang pasti, seluruh nomor yang ditelepon DSD itu berasal dari gadget yang menyediakan fasilitas 3G. Karenanya beberapa operator di Indonesia pun disebut dalam laporan yang awalnya dibocorkan mantan rekanan Badan Keamanan Nasional (NSA) di AS, Edward Snowden itu.(flo/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Sumbang Rp 2 miliar Untuk Korban Topan Haiyan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler