Tanpa Kaki Taklukkan Trek Kokoda

Kamis, 19 November 2009 – 01:26 WIB
Foto : AP

PORT MORESBY - Tidak berlebihan jika media Australia menjuluki Kurt Fearnley manusia superPria 27 tahun yang terlahir tanpa kedua kaki itu, Rabu (18/11) pagi, menuntaskan petualangan 10 harinya menyusuri Trek Kokoda di Papua Nugini

BACA JUGA: Israel Terus Luaskan Pemukiman Yahudi

Padahal, dia baru menjuarai marathon kursi roda di New York tiga pekan lalu

   
"Saya terluka

BACA JUGA: Membungkuk Dianggap Tunduk

Ini merupakan kegiatan tersulit yang pernah saya lakukan," ujar Fearnley seperti dikutip Agence France-Presse kemarin
Penggemar olahraga yang sudah tiga kali menyabet medali emas Paralympic Games itu mengaku butuh persiapan sekitar satu tahun untuk menyusuri trek tersebut

BACA JUGA: Janet Salahkan Dokter Pribadi Jacko

Pasalnya, dia harus kembali latihan berjalan menggunakan tangan, aktivitas yang ditinggalkannya sejak berkursi roda.
   
Kepada Australian Associated Press (AAP), Fearnley mengaku sudah tidak pernah merangkak lagi sejak berusia 13 atau 14 tahunMerangkak yang dia maksud adalah berjalan dengan kedua tangan dan tubuh bagian bawah"Saat kali pertama saya kembali merangkak, tubuh saya seperti remuk karena tidak terbiasa," paparnyaTapi, setelah berlatih selama 12 bulan, dia menjadi terbiasa kembali.
   
Kendati demikian, dia tetap harus mengenakan pelindung kaki dan sarung tangan khusus selama menyusuri trekSebab, medan yang harus dilalui tidak mudahDi samping jalan setapak, Fearnley yang didampingi pemandu dari Kokoda pun harus melakukan aktivitas memanjat dan juga menyeberangi sungaiTahun lalu, empat manusia normal dilaporkan tewas saat berusaha menaklukkan trek tersebut
     
Fearnley mulai menyusuri trek sepanjang 96 kilometer yang menjadi medan pertempuran pasukan Australia dan Jepang saat Perang Dunia II itu pada 8 November laluDidampingi pasangan dan keluarganya, atlet Paralympic tersebut berjuang keras menaklukkan trek yang dia sebut sebagai tantangan terbesarnya itu"Kami berhasil melakukannya," tulis Fearnley dalam blognya, beberapa saat setelah mencapai finish
   
Owers Corner menjadi batas akhir perjalanan bersejarah FearnleySebanyak 15 anggota keluarga, tim pendukung dan pemandu sudah menunggu bungsu dari lima bersaudara itu di sana"Beristirahat di Owers Corner sambil menikmati birAyah dan ibu ada di siniPengalaman yang sangat mengagumkanSaya sangat bahagia bisa berada di sini," ungkap Fearnley lebih lanjut tentang perasaannya di blog. 
   
Di dunia olahraga, terutama di kalangan atlet berkebutuhan khusus, Fearnley cukup tersohorSelain marathon kursi roda New York yang sudah empat kali berturut-turut dia juarai, warga negara Australia tersebut juga tercatat sebagai juara olimpiade khusus ParalympicTahun lalu, dia mendapatkan medali emas untuk nomor lari marathon di BeijingPada 2004 lalu, dia menyabet medali emas untuk nomor lari marathon dan lari 5.000 meter di Athena(hep/ami)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anak Aquino Capres Favorit


Redaktur : Antoni

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler