Tantangan Paku Alam X dan Pesan Raja-Raja Nusantara

Kamis, 07 Januari 2016 – 16:14 WIB
KBPH Suryodilogo menjadi KGPAA Paku Alam X. FOTO: Radar Jogja/jpnn.com

jpnn.com - JOGJA - KBPH Prabu Suryodilogo sudah resmi dinobatkan sebagai KGPAA Paku Alam X, Kamis (7/1). Paku Alam X pun membacakan Sabda Dalem saat prosesi Jumeneng Dalem. Pada kesempatan itu, diakuinya menjadi raja di Puro Pakualaman bukanlah tugas yang ringan.

"Saya sampaikan dengan jujur, kewajiban yang akan saya laksanakan adalah tugas yang berat karena akan melanjutkan kewajiban leluhur Mataram sebagai pengemban kebudayaan," katanya di Bangsal Sewatama Puro Pakualaman, Kamis (7/1).

BACA JUGA: Punya Deposito, Kok Ngutang Ratusan Miliar?

Paku Alam X mengaku dirinya akan berada dalam tantangan antara tradisi dan pembaruan. Sebab proses berkreasi selalu menuntut adanya inovasi, terlebih saat perubahan terjadi begitu cepat. Ia mengatakan, tradisi di Kadipaten Pakualaman tidak dapat terpisahkan dengan Kasultanan Jogjakarta.

"Hal itu yang saya jadikan tolok ukur untuk memahami perkembangan dan perubahan kebudayaan yang terjadi sedemikian cepat sehingga tidak lepas dari akarnya," lanjutnya.

BACA JUGA: Berharap Paku Alam X Jadikan Jogja Lebih Baik

Pun Paku Alam X berjanji akan bekerja dengan sekuat tenaga untuk dapat memenuhi harapan nusa dan bangsa, warga Jogjakarta dan keluarga besar Pakualaman pada khususnya.

Usai Jumeneng Dalem Paku Alam X, para tamu kemudian menyalami dan memberikan selamat kepada Paku Alam X. Setelah prosesi Jumeneng Dalem, Paku Alam X dan istrinya mendatangi Sri Sultan Hamengku Buwono dan GKR Hemas lalu mengantarkan ke depan bangsal Sewodono untuk pulang.

BACA JUGA: Kocak! Konyol! Ketinggalan Pesawat, Ingin Bunuh Diri

Setelah Sultan pulang barulah para tamu bergantian menyalami. Beberapa tamu yang hadir diantaranya adalah perwakilan dari kerajaan-kerajaan di Nusantara diantaranya Kasepuhan Cirebon dan Puri Karangasem Bali.

Mereka pun menitipkan pesan agar Pura Pakualaman tetap menjaga tradisi yang diwariskan leluhur.
Perwakilan Kasepuhan Cirebon, Sultan Sepuh ke 14 mengatakan Jogjakarta merupakan salah satu Kerajaan yang sampai sekarang masih eksis. Karena itu dia berharap Pura Pakualaman bisa melanjutkan tradisi yang sudah diwariskan.

"Saya mengusulkan, Jogjakarta inikan keraton yang besar, juga turut membantu memelihara kebudayaan keraton lainnya," ungkapnya.

Dia juga mengingatkan jika kebudayaan yang diwariskan merupakan jati diri bangsa Indonesia. Karena itu jangan sampai luntur dan arus tetap dijaga.

Hal serupa juga disampaikan oleh Agung Harya Mataram perwakilan dari Puri Agung Karangasem Bali. Menurutnya Jogyakarta memiliki potensi besar untuk berkembang seperti Bali. "Bali dan Jogja ini banyak kesamaan. Dari kebudayaannya yang kuat hingga potensi pariwisata. Saya kira ini bisa dikembangkan," katanya.

Dia pun berpesan supaya tidak menyalah gunakan tanah untuk pembangunan hotel. Menurutnya pariwisata bisa berkembang jika bisa melestarikan kebudayaan. "Kami mengimbau agar tetap dilestarikan kebudayaan ini, karena ini adalag ikonnya," tandasnya. (riz/mas)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Gara-Gara PLN Tak Tepati Janji, Acara Sunatan Tak Jadi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler