jpnn.com, JAKARTA - Duta Besar RI untuk Selandia Baru Tantowi Yahya menemui Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Sabtu (24/2). Tujuan pertemuan itu adalah mendongkrak jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) asal Selandia Baru ke Indonesia.
Menurut Tantowi, ada tren kenaikan jumlah kunjungan wisman asal Negeri Kiwi itu ke Indonesia. Pada 2016, jumlah wisman Selandia Baru ke Indonesia mencapai 100.000 kunjungan. “Ini naik 20 persen dibanding tahun sebelumnya,” ujar Tantowi.
BACA JUGA: Angkat Wisata Religi, Pesantren Sirnarasa Putar Film
Karena itu, sambung ambasador yang juga dikenal sebagai musikus country tersebut, Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Wellington akan terus menggenjot upaya meningkatkan jumlah kunjungan wisman dari Selandia Baru ke Indonesia. Meski penduduk Selandia Baru hanya 4,6 juta jiwa, namun yang bepergian ke luar negeri bisa mencapai 2,5 juta orang per tahun.
“Saya rasa tidak ada negara di dunia ini yang penduduknya itu 50 persen bepergian (ke luar negeri, red) setiap tahun,” tegasnya.
BACA JUGA: Garut Berselawat Pesona Indonesia Sukses Besar
Sayangnya, kata Tantowi menjelaskan, jumlah wisman Selandia Baru yang ke Indonesia masih di angka 100 ribu kunjungan. “Sedangkan China itu bisa satu juta, kemudian Malaysia 300 ribu lebih, Thailand 200 ribu lebih," sebutnya.
Untuk itu, harus ada kerja sama dalam rangka mendongkrak jumlah kunjungan wisman asal Selandia Baru. Hanya saja, persoalannya adalah konektivitas.
BACA JUGA: Arief Yahya: Garut Harus Jaga Kualitas Event Pariwisata
Menurutnya, dengan jarak antara Indonesia-Selandia Baru yang relatif dekat, seharusnya sudah ada penerbangan komersial langsung antara kedua negeri. Tantowi pun sudah berupaya untuk bisa meningkatkan jumlah kunjungan wisman Selandia Baru ke Indonesia.
“Ke depan, kami akan tingkatkan menjadi 200 ribu turis. Setelah kami melakukan studi, ternyata masalahnya adalah tidak ada konektivitas langsung. Jadi konektivitas langsung ini memang key issue," papar Tantowi.
Selain itu, Tantowi juga berupaya memboyong investor Selandia Baru untuk masuk ke bisnis pariwisata di Indonesia. Misalnya, ada koperasi terbesar di Selandia Baru yang bernama Fonterra.
“Di Selandia Baru, nature-nya adalah berkoperasi. Namun kami sedang berupaya agar ada investor masuk, misalnya untuk perhotelan atau yang lain," tuturnya.
Sedangkan Menpar Arief Yahya berkali-kali menekankan pentingnya konektivitas. Jika tak ada aral, maka pada Juni tahun ini akan ada penerbangan Emirates rute Auckland-Bali-Dubai pergi pulang dengan frekuensi tiga kali seminggu.
Dia meyakini penerbangan itu akan diminati. Sebab, minat warga Selandia Baru ke Bali juga tinggi. "Penerbangan musiman maskapai Air New Zealand dari Auckland ke Denpasar saja terbukti meningkatkan jumlah wisman. Penerbangan musiman ini kursinya selalu terisi penuh," kata Arief.
Menteri asal Banyuwangi itu menambahkan, untuk menggenjot jumlah wisman memang memerlukan kerja sama banyak pihak. Karena itu, Arief sering menggemakan spirit Indonesia Incorporated.
Dalam rangka itu pula pemerintah Indonesia akan memanfaatkan ajang Tourism, Trade and Investment (TTI) Pacific Expo 2019 di Auckland, Selandia Baru. Event itu akan digarap bersama oleh KBRI Wellington, Kementerian Perdagangan, Kemenpar dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
"Harus ada bentuk nyata Indonesia Incorporated untuk memajukan TTI Indonesia. Semua harus bergandengan tangan untuk kemajuan bersama," pungkas Arief.(jpg/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menpar dan Dubes Diarak ke Puncak Gebyar Pesona Budaya Garut
Redaktur : Tim Redaksi