Tapal Batas RI dengan Tetangga Ini Belum Kelar

Rabu, 29 April 2015 – 20:32 WIB
Mendagri Tjahjo Kumolo. Foto: dok.JPNN

jpnn.com - JAKARTA – Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tjahjo Kumolo mengakui, tapal batas antara Indonesia dengan sejumlah negara-negara tetangga masih bermasalah. Baik itu dengan Malaysia, Filipina, Timor Leste, maupun Papua New Guinea.

Kondisi ini menurut Tjahjo perlu diselesaikan. Sehingga dapat meminimalisir hal-hal yang tak diinginkan di kemudian hari.

BACA JUGA: Abraham Samad Pertimbangkan Praperadilankan Polisi

“Batas negara Indonesia di Nusa Tenggara Timur (NTT) dengan Timor Leste belum selesai. Kemudian antara Sangir Talaud dengan Filipina, atau Papua dengan Papua New Guinea, maupun perbatasan dengan Malaysia di Kalimantan,” ujarnya di Jakarta, Rabu (29/4).

Selain penyelesaian tapal batas dengan negara tetangga, pembangunan daerah perbatasan menurut Tjahjo juga menjadi pekerjaan mutlak yang tak dapat ditunda-tunda lagi.

BACA JUGA: 21 Kada Terima Award Layanan Publik dari Wapres

Pasalnya, daerah perbatasan selama ini diketahui kerap menjadi pintu masuk bagi bandar-bandar narkoba maupun orang asing secara illegal dengan tujuan-tujuan tidak baik ke Indonesia.

“Ada sekitar 187 kecamatan di daerah perbatasan. Seperti Sabang, ini perlu pencermatan anggaran yang tersedia. Karena pengalaman kemarin, yang netes (sampai ke daerah perbatasan, red) hanya 14 persen (dari total anggaran bagi pembangunan di daerah perbatasan, red). Sehingga kondisinya seperti ini, jadi jalur narkoba dan orang asing. Misalnya di Poso (sejumlah orang asing diketahui masuk diduga jaringan ISIS,red),” ujarnya.

BACA JUGA: Kubu Agung Minta KPU Cuekin Omongan Ade

Menteri yang juga politikus PDI Perjuangan ini juga mengatakan, persoalan tapal batas antardaerah maupun desa, tak kalah penting untuk segera diselesaikan. Karena seringkali persoalan tersebut berbuntut menjadi pertikaian antar daerah.  

“Persoalan batas antar desa maupun daerah juga harus diselesaikan. Otonomi Daerah itu selama ini yang kelupaan terkait batas wilayah. Makanya sekarang diperketat. Jangan sampai DOB terbentuk, urusan ibukota saja masih ribut. Kalau enggak ketemu akhirnya malah dimekarkan lagi,” ujarnya.(gir/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Yuddy Buka-bukaan Soal Gelar Profesornya


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler