Target Himpun Rp2 Miliar, Termahal Dihargai Rp200 Juta

Senin, 23 September 2013 – 11:12 WIB
MASTER - Seniman Kaligrafi Mandarin, Cai Jian Sheng saat menggelar pameran tunggal karyanya di Galangan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang terletak di Jalan Kakap No.1 Jakarta, Sabtu (21/9). Foto: M Mahfuz Abdullah/JPNN

jpnn.com - BANYAK cara untuk menunjukkan kebesaran cinta kepada sang istri. Ada yang memilih memberi hadiah berupa kejutan kecil hingga barang-barang mewah. Tapi, Lau Tze (Guru)  Cai Jian Sheng, cara yang paling istimewa untuk memperlihatkan cintanya kepada istri adalah dengan cara tetap memilih menjadi guru dan berusaha membantu warga kurang mampu agar tetap bisa bersekolah.

==========================

BACA JUGA: Ketagihan Sensasi Rasa Deg-Deg Ser Kartu Pos Sampai atau Tidak

M Mahfuz Abdullah, Jakarta

-----------------------------------------------------

BACA JUGA: Anggota DPR pun Datang Minta Diterap

SEKITAR 500-an undangan memadati Galangan VOC (Vereenigde Oostindische Compagnie) yang terletak di Jalan Kakap No.1 Jakarta.  Sebagian besar adalah tokoh-tokoh pengusaha dan aktivis sosial warga Tionghoa. Bahasa yang digunakan juga bahasa Mandarin, mulai  pembawa acara hingga mereka yang menyampaikan kata sambutan di mimbar yang disediakan panitia.

Sebuah baliho besar berukuran kurang lebih 4 x 20 meter terpampang dengan dominan berwarna merah dan kuning emas. Tulisannya juga dalam bahasa Mandarin. Dua buah foto besar juga menghiasi baliho tersebut. Foto pertama memperlihatkan kemesraan Cai Jian Sheng dan istrinya Chua Kiam Sia. Satu foto lagi memperlihatkan Cai Jian Sheng menggunakan kuas sedang menuliskan sesuatu.

BACA JUGA: Sekali Tampil untuk Lomba, Rp 3 Juta Sudah di Tangan

Baliho raksasa itu yang bila diterjemahkan berisi tulisan Pameran Tunggal Kaligrafi untuk Amal, dalam rangka HUT Perkawinan Emas Cai Jian Sheng dan Chua Kiam Sia.

Dalam pameran tunggal yang digelar 21-23 September tersebut, Cai Jian Sheng yang memiliki nama lain Darwin H menghimpun 150 karyanya untuk dijual kepada peminat kaligrafi. Dana yang terhimpun akan disalurkan untuk biaya pendidikan siswa kurang mampu dan siswa berprestasi melalui Yayasan Bumi Katulistiwa.

"Ini pameran tunggal pertama saya. Ambil moment bertepatan dengan hari perkawinan saya," kata Cai Jian Sheng kepada JPNN, Sabtu (21/9).

Menurut Cai Jian Sheng, dirinya pernah mengikuti berbagai event kaligrafi internasional. Seperti di Kota Nara, Jepang, Kota Beijing, China, Singapura, Malaysia hingga ke Chicago, Amerika Serikat. Acara tersebut untuk kegiatan amal.

"Sebagai guru, kita dapat memahami betapa pentingnya pendidikan. Karena, ini yang akan meneruskan keluhuran ilmu pengetahuan, serta mengangkat kemiskinan. Sebab, kalau orang miskin hanya bisa berpikir cari makan, sekolah sulit. Karena itu, saya tetap ingin membantu pendidikan mereka," tambah pria kelahiran Pangkat, Kalimantan Barat, 80 tahun lalu itu.

Meski pameran tunggal ini yang pertama kali, keberanian Cai Jian Sheng menggelar hasil karyanya terbilang agak terlambat. Betapa tidak, di seni kaligrafi Mandarin, nama Cai Jian Sheng sudah diakui sebagai seniman besar di berbagai belahan dunia. Bahkan, Cai Jian Sheng disebut-sebut menjadi seniman tiga besar terbaik seantero jagat ini. Makanya, tak salah kalau para muridnya menyebut sebagai master kaligrafi Mandarin.

Cai Jian Sheng mengakui, berbagai kata-kata, ajaran yang terkandung dalam kaligrafi tersebut merupakan jerih payah guru. "Tidak akan ada ini, kalau tidak ada guru.  Saya terus belajar dan menghormati guru. Kita harus selalu menghormati guru kita. Saya ingin berpesan, hargailah guru itu karena membawa ilmu. Prinsip saya, meskipun dia lebih muda, kalau ilmunya baik, hargailah dia dengan berguru kepadanya. Meskipun lebih miskin dari kita, kalau dia punya ilmu, belajarlah kepadanya," ucapnya.

Penasehat Yayasan Bumi Katulistiwa, Setienven Lunardy mengatakan dari pameran kaligrafi ini diharapkan terkumpul dana sebesar Rp2 miliar. "Yayasan Bumi Katulistiwa ini sudah berjalan 9 tahun, dengan jumlah siswa dan mahasiswa yang dibantu berjumlah 4 ribu orang. Tidak hanya di dalam negeri, tetapi juga diberangkatkan ke luar negeri untuk menimba ilmu di sana. 400 di antaranya sudah bekerja dan mengabdi di masyarakat," jelas Setienven yang menjadi ketua panitia pameran kaligrafi itu.

Disebutkan, kaligrafi yang dipajang dipatok harga Rp5 juta hingga Rp200 juta. Seluruh hasil penjualan kaligrafi karya Cai Jian Sheng akan didonasikan untuk siswa kurang mampu dan siswa berprestasi binaan Yayasan Bumi Katulistiwa. "100 persen disumbangkan beliau. Karena yayasan kami tidak memandang suku, agama dan lainnya. Kami cari siswa tidak mampu, mau sekolah akan kami bantu. Dengan harapan mereka melanjutkan sekolah dan nantinya bisa berpartisipasi dan berguna bagi bangsa dan Negara kita," jelas Setienven Lunardy.

Sementara itu, yang tak kalah menarik saat Wakil Gubernur Kalbar, Christiandy Sanjaya menyampaikan sambutan. Meskipun memiliki orang tua yang dikenal sebagai penggiat pengajar bahasa Mandarin, orang nomor dua di Pemprov Kalbar itu mengaku tidak pandai berbahasa Mandarin.  "Mohon maaf, kalau saya berbahasa Mandarin, takutnya hadirin di sini malah gak mengerti ucapan saya. Jujur saja, saya tidak pandai berbahasa Mandarin. Saat mendengarkan sambutan tadi, saya tidak menangkap bahkan tidak sampai sepuluh persennya. Jadi saya pakai bahasa Indonesia saja," kata Christiandy.

Ditambahkan, pemerintah Kalbar menyambut baik penggalangan dana untuk membantu warga kurang mampu di bidang pendidikan yang digagas Yayasan Bumi Katulistiwa ini.

"Bantuan beasiswa itu berbeda dengan bantuan langsung seperti beras atau kebutuhan pokok lainnya. Jika mengasih  beras, sekali makan sudah habis. Tapi dengan memberi beasiswa ini akan membuat para siswa semakin berdaya, tidak memberi umpan tetapi sama dengan memberi kail dan mengajari mereka cara mencari ikan," kata Christiandy.

Disebutkan, populasi Kalbar yang mencapai 5 juta jiwa masih terdapat warga miskin sebesar 300 ribu. "Tidak semua warga miskin itu bisa dijangkau pemerintah, dengan bantuan ini, maka beban pemerintah akan semakin berkurang. "Tentu kami berharap semakin banyak pihak yang bisa membantu para siswa miskin melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, sebab program pemerintah hanya wajib belajar hingga 12 tahun," pungkasnya.(*/fuz/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Berubah setelah Berkali-kali Ditangkap Petugas Trantib


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler