Target Investasi Manufaktur Meleset

Sabtu, 02 Agustus 2014 – 12:36 WIB

jpnn.com - JAKARTA – Investasi manufaktur hingga akhir tahun ini diprediksi mencapai Rp 113,4 triliun. Jumlah tersebut hanya 70 persen dari target semula yang dicanangkan Kementerian Perindustrian Rp 162,35 triliun.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan, akibat adanya pilpres yang menentukan pemimpin baru hingga lima tahun ke depan, sejumlah investor menunda realisasi investasi. ’’Pada semester pertama memang tersendat. Baru setelah pilpres selesai, rencana-rencana investasi yang dirancang sejak awal tahun akan direalisasikan," ujarnya Jumat kemarin (1/8).        

BACA JUGA: Layani Arus Balik, Lion Air Siapkan 4 Extra Flight

Sebelumnya, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) membidik sektor manufaktur bisa menarik investasi hingga Rp 162,35 triliun tahun ini. Meski lebih rendah daripada 2013 yang berkisar Rp 211 triliun, target tersebut dianggap realistis dengan kondisi perekonomian Indonesia saat ini. ”Agak sulit mencapai target investasi tahun ini. Saya kira kalau bisa 70 persen (dari target), sudah bagus,’’ tuturnya.

Hidayat mengungkapkan, melambatnya laju investasi mengakibatkan pertumbuhan industri pengolahan nonmigas pada semester I 2014 lebih rendah jika dibandingkan dengan periode sama 2013 yang tercatat 6,58 persen. Kondisi itu diperburuk masih defisitnya neraca perdagangan industri. ”Beruntung, defisit neraca perdagangan industri bisa turun tajam dibanding periode sama tahun lalu,” tambahnya.

BACA JUGA: Kinerja Perbankan Tetap Tumbuh

Di sisi lain, sejumlah program yang dirancang dalam masa jabatannya masih tertunda dan tidak bisa diselesaikan dalam rentang Kabinet Indonesia Bersatu II. Hal itu disebabkan lemahnya kualitas koordinasi lintas kementerian dan lembaga yang membuat birokrasi tidak efektif. ’’Beberapa program tertunda karena masalah waktu,’’ ujarnya.

Dia menuturkan, program-program prioritas yang masih tertunda, antara lain, revitalisasi dan pertumbuhan beberapa industri. Misalnya, kimia dasar, makanan hasil laut, dan perikanan. Selain itu, penyebaran dan pertumbuhan industri kecil dan menengah (IKM), fasilitas penerapan SNI wajib produk industri, serta pembangunan kawasan industri. ”Program-program ini perlu koordinasi kuat,’’ tambahnya.

BACA JUGA: Masih Ada Pelanggan Bisa Registrasi Kartu Prabayar

Hal senada disampaikan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofjan Wanandi. Menurut dia, masih banyak kendala yang mengakibatkan investor ragu-ragu merealisasikan penanaman modal tahun ini. ”Tapi, kalau 70 persen dari target, saya optimistis bisa tercapai. Itu juga sudah banyak meski masih tergolong rendah. Sudah lumayanlah untuk Indonesia,’’ katanya.

Dia menegaskan, industri nasional terus berinvestasi di tanah air. Apalagi setelah melihat proses pemilihan presiden berjalan aman, tentu investor lebih percaya diri dalam menanamkan modalnya di Indonesia. ”Sebagai pengusaha, kestabilan politik itu penting karena kalau panas, investor juga waswas. Dengan lancarnya pilpres, apa yang kami rancang sejak awal akan direalisasikan,” jelasnya. (wir/c6/oki)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Harga Tiket Balik Jakarta Naik Hampir 100 Persen


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler