jpnn.com, JAKARTA - Kondisi pandemi memunculkan berbagai tantangan di bidang kesehatan, Termasuk masalah stunting dan aspek pemenuhan gizi ibu hamil serta anak-anak.
Pasalnya, banyak sektor usaha terkena dampak ekonomi akibat pandemi dan keluarga turut merasakan imbasnya.
Dokter Spesialis Anak Dina Muktiarti mengungkapkan kebutuhan gizi anak di masa pandemi harus tetap tercukupi dengan baik agar mencapai kondisi optimal yang diharapkan.
"Pemenuhan gizi anak berupa makanan pokok yang bervariasi, lauk pauk yang mengandung protein tinggi, sayuran, dan buah harus diperhatikan orang tua," katanya dalam webinar bertajuk Optimalisasi Tanggap COVID-19 dengan Metode Edukasi Daring Bagi Guru di PAUD, baru-baru ini.
BACA JUGA: Simak Penjelasan Doni Monardo soal Aturan Teranyar Mengantisipasi Varian Baru COVID-19
Di masa pandemi, lanjutnya, produsen produk bernutrisi bagi ibu dan anak tetap berkomitmen untuk terus memastikan ketersediaan produknya. Hal ini agar kebutuhan gizi ibu dan anak tercukupi terutama di masa pandemi.
"Kalau makanan yang dikonsumsi bergizi, daya tahan tubuh pun tetap terjaga dengan baik," kata Dokter Dina.
BACA JUGA: Tips Donna Agnesia Menjaga Kebutuhan Gizi Anak di Kala Pandemi
Rivanda Idiyanto, ketua Asosiasi Perusahaan Produk Bernutrisi untuk Ibu dan Anak (APPNIA), menilai kolaborasi swasta dan pemerintah harus terus diperkuat di masa mendatang. Rivanda menekankan anak-anak sangat memerlukan dukungan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang mereka.
"Kolaborasi pemerintah-swasta perlu diperkuat. APPNIA siap bekerja sama mendukung program pemerintah dalam pemenuhan gizi seimbang dan akses terhadap produk bernutrisi, tentunya dengan tetap mematuhi regulasi yang berlaku," ujarnya.
Ketua Pergizi Pangan, Hardiansyah, menyampaikan jangankan saat pandemi, dalam kondisi normal pun target penurunan stunting menjadi 14 persen dirasakan sangatlah berat, sehingga memerlukan ekstra kerja keras.
Itu sebabnya perlu ada kolaborasi berbagai pihak dan memperkuat kualitas program yang ada dengan kreativitas serta inovasi berbasis budaya sesuai potensi masing-masing daerah.
"Ini akan mendorong terjadinya percepatan target penurunan stunting di Indonesia,” tandas Hardiansyah. (esy/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad