Target Rp 25 Triliun, Anak Usaha Astra Sudah Raih Rp 13,2 Triliun

Minggu, 17 Juli 2016 – 01:04 WIB
Astra. Foto: Astra

jpnn.com - JAKARTA - Astra Credit Companies (ACC) berencana menjajakan surat utang (obligasi) sebesar Rp 2 rtiliun pada penghujung tahun ini. Tetapi, itu semua masih akan tergantung pada perkembangan dan kondisi pasar serta kebutuhan perusahaan.

”Biasanya kami menawarkan obligasi di kisaran Rp 2 triliun. Tapi, ini kan belum final masih bersifat perkiraan. Termasuk apakah waktu pelaksanaan di penghujung tahun atau di kuartal tiga belum bisa dipastikan,” beber Chief Risk & Information Technology Officer Astra Credit Companies (ACC) Handoko Liem.

BACA JUGA: Realisasi Penerimaan Pajak Masih Sangat Rendah

Opsi pendanaan melalui obligasi menjadi pilihan utama karena memang kondisinya menguntungkan. Secara besaran bunga lebih konpetitif dan selama ini, porsi obligasi mendominasi pendanaan perusahaan.

Itu bukan berarti, opsi lain ditinggalkan. Tetap menjadi bagian integral dari mekanisme pembiayaan perusahaan. ”Komposisi penerbitan obligasi mendominasi dengan porsi 40 persen. Sisanya tersalur untuk sindikasi perbankan dan sejenisnya,” ulas Handoko.

BACA JUGA: Kue Lebaran Dongkrak Impor

Perusahaan tidak khawatir dengan sejumlah perubahan suku bunga kredit Bank Indonesia (BI). Maklum, perusahaan selalu menerapkan suku bunga tetap untuk para konsumen.

Fix rate menjadi tawaran menarik di mata konsumen saat suku bunga mengalami fluktuasi. Penawaran semacam itu, dalam amatan manajemen memberi kepastian di mata pelanggan.

BACA JUGA: 4 Perusahaan Bakal Lepas Saham ke Publik

”Makanya, kami lebih memilih obligasi lebih menjanjikan. Cost of fund-nya juga tergolong terjangkau,” imbuhnya.

Menilik kinerja, perusahaan optimistis bakal bisa mendapatkan pendapatan sejumlah Rp 25 triliun. Apalagi, hingga medio tahun ini telah terakumulasi senilai Rp 13,2 triliun.

Artinya, di masa 6 bulan ke depan, harus berburu Rp 11,8 triliun. ”Masih ada waktu tersisa. Dan, kami percaya tahun ini membaik setelah tahun lalu mengalami fase-fase konsolidasi,” urai Handoko. (far/jos/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Persaingan Ketat, Penjualan Semen Indonesia Naik Tipis


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler