Bustar Maitar, juru kampanye hutan Greenpeace Asia Tenggara, mengungkapkan, pada tahun 2008, Sinar Mas mengaku sebagai No
BACA JUGA: Pemerintah akan Revisi PNBP
1 di Indonesia karena memiliki lahan perkebunan kelapa sawit terbesar dan memiliki rencana perluasan yang agresif"Luasan 2,8 juta ha untuk pengembangan perkebunan kelapa sawit di Papua, kita dapatkan dari presentasi internal perusahaan," katanya
BACA JUGA: Biar Tambah Galak, KPK Gandeng FBI
Bustar mengatakan, pembukaan hutan oleh perusahaan sawit tersebut sebagian besar berada di atas lahan gambut dan membuka hutan-hutan utuh“Bulan depan pada pertemuan iklim global di Poznan, Polandia, dimana para kepala pemerintahan dunia akan bertemu untuk menyetujui batas-batas emisi gas rumahkaca
BACA JUGA: Greenpeace : Jangan Beli Minyak Sinar Mas
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono harus membuktikan komitmennya untuk mengurangi emisi gas rumahkaca Indonesia dan mencanangkan moratorium (jeda tebang) akan konversi hutan sekarang, demi iklim dunia, keaneraragaman hayati serta masyarakat yang bergantung pada hutan,” kata Shailendra Yashwant, Direktur Kampanye Greenpeace Asia Tenggara.Greenpeace menyerukan kepada Pemerintah untuk segera menerapkan moratorium bagi semua konversi hutan, termasuk perluasan perkebunan minyak kelapa sawit, industri penebangan dan pendorong deforestasi lainnya.
Kapal Greenpeace MV Esperanza, memulai bagian Indonesia dari pelayaran “Hutan untuk Iklim” di Jayapura, Papua pada 6 Oktober, untuk menyoroti masalah maraknya pengrusakan hutan Asia Tenggara yang tersisa.(lev)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Muchdi Ngaku Tak Kenal Munir
Redaktur : Tim Redaksi