jpnn.com, JAKARTA - Indonesia menargetkan untuk menjadi negara maju pada tahun 2045. Adapun, kunci bagi Indonesia untuk mempercepat capaian tersebut adalah peningkatan produktivitas dan daya saing nasional.
Hal tersebut disampaikan Direktur Bina Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan Fachrurozi, dalam Focus Group Discussion (FGD) Penyusunan Rencana Induk Nasional (RIN) dan Peta Jalan (Roadmap) Gerakan Nasional Peningkatan Produktivitas dan Daya Saing (GNP2DS) 2020-2024 di Jakarta pada hari Selasa (3/9).
BACA JUGA: Indonesia dan Arab Saudi Terus Matangkan Implementasi SPSK Bagi Pekerja Migran
"Bagaimana peran produktivitas ini turut mengawal percepatan. Isunya bukan lagi 2045, dengan produktivitas ini, bagaimana capaiannya bisa lebih cepat," kata Fachrurozi.
Fachrurozi menjelaskan, konsep dasar produktivitas adalah sikap mental untuk selalu mengejar capain yang lebih baik dari waktu ke waktu. Paradigma tersebut harus digelorakan kepada seluruh lapisan masyarakat. Agar, mentalitas budaya produktif tertanam dengan baik di masyarakat. "Artinya kalau kita bicara produktvitas kita bicara sikap mental. Sehingga ketika menginginkan hal yang lebih baik, kita harus mulai dulu dari sikap mentalnya," jelas Fachrurozi.
BACA JUGA: Menaker Hanif Kenalkan Kartu Prakerja di Forum G20
BACA JUGA: Indonesia dan Arab Saudi Terus Matangkan Implementasi SPSK Bagi Pekerja Migran
Di Indonesia sendiri, komitmen peningkatan produktivitas telah diwujudkan melalui pembentukan Lembaga Produktivitas Nasional (LPN). Lembaga ini telah melahirkan GNP2DS yang bertujuan untuk menggerakkan berbagai elemen masyarakat dalam rangka peningkatan produktivitas dan saing. "Inilah yang menjadi tugas kita bersama, bagaimana agar produktivitas ini dapat mempercepat capaian Indonesia menjadi negara maju," ujarnya.
BACA JUGA: Indonesia - Turki Menandatangani MoU Kerja Sama Bidang Ketenagakerjaan
Sementara itu, Sekjen Asian Productivity Organization (APO), AKP Muchtan, menjelaskan, Indonesia sebenarnya telah memiliki sejumlah langkah untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing. Salah satunya adalah gerakan GNP2DS. Namun begitu, LPN harus membuat terobosan baru. Agar gerakan dapat memberikan hasil yang lebih maksimal dalam percepatan peningkatan prosuktivitas dan daya saing.
"Perkembangan produktivitas di Indonesia ini oada intinya sudah berjalan, tapi pertanyaannya apakah ini sudah cukup mengatasi tantangan? Apakah kemudian ini mengoptimalkan potensi-potensi kita? Kalo saya lihat masih banyak yang bisa diperbaiki dan diakselerasi," jelas AKP Muchtan.
BACA JUGA: Menaker Hanif Kenalkan Kartu Prakerja di Forum G20
Selain itu, peningkatan produktivitas di Indonesia, sebut Muchtan, masih berjalan sektoral dan unitoral. Oleh karenanya, LPN harus mampu mengoordinir dan memusatkan GNP2DS agar bejalan seiring dan saling menguatkan. "Jadi perjalanan kita sudah take off, tetapi kita harus lebih ambisius, kita harus lebih klarifikasi, apa sumbangan produktivitas sehingga kita menjadi jelas sentralitas produktivitas dalam rangka memenuhi Nawa Cita dan kemudian peningkatan SDM Indonesia," ujarnya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Genjot Kualitas SDM, Kemnaker Gandeng Jepang
Redaktur : Tim Redaksi