jpnn.com - SERANG – Rencana pemerintah pusat menaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) sekira 30 persen meresahkan sejumlah supir angkutan umum di Kota Serang.
Para supir menganggap, kenaikan BBM akan berakibat pada penghasilan dan ongkos yang mereka keluarkan untuk membeli premium atau solar.
Para supir hanya bisa pasrah menyikapi keputusan pemerintah yang akan menaikkan harga BBM. Selain itu, rencana pemerintah yang akan menaikan harga BBM, bisa mengakibatkan angkutan umum menaikan ongkos penumpang.
BACA JUGA: TKB CPNS Tak Boleh Sekadar Wawancara
“Kami belum berani naikin harga ongkos penumpang, kan pemerintah juga belum naikin harga BBM. Kalau kami naikin harganya sekarang, itukan namanya menyalahi aturan,” kata Udin seorang supir angkot, Sabtu (8/11).
Dia mengaku, dengan dinaikannya harga BBM, ongkos angkutan juga akan mengalami kenaikan.
BACA JUGA: Rektor IAIN : Kolom Agama di KTP Kosong Bikin Repot
“Mau enggak mau ongkos penumpang juga pasti naik, bisa seribu, dua ribu, atau tiga ribu. Kalau besarnnya kami belum tahu, keputusannya tergantung nanti, setelah disepakati berapa besar naiknya,” terangnya.
Dia mengaku, merasa keberatan dengan kebijakan pemerintah tersebut. Sebab selama ini, hanya dengan menarik angkot ia bisa mendapatkan penghasilan. “Hasil kami narik angkot itu nantinya akan diserahkan kepada pemilik angkot, kalau nanti harga bensin udah naik, kami takut uang setoran kami akan berkurang karena dipakai untuk beli bensin. Sedangkan kami enggak tahu dan belum tahu, penumpang yang menggunakan angkot berkurang atau tidak,” terangnya.
Hal senada dikatakan Ahmad, seorang supir angkot lainnya. Dia menganggap kenaikan harga BBM akan merugikan masyarakat dari kalangan bawah terutama supir angkot. “Kenaikan harga BBM yang dulu saja udah nyusahin, apalagi sekarang, bisa tambah susah kita,” katanya.
Dia mengaku, tidak bisa berbuat banyak menyikapi usulan pemerintah yang akan menaikan harga BBM tersebut. Karena, kata dia, supir angkutan umum adalah salah satu pihak yang merasakan dampak langsung akibat dari dinaikannya harga BBM.
“Kalau dibilang keberatan, ya keberatan. Tapi mau gimana lagi kalau pemerintah mau naikin harga BBM, kami cuma bisa pasrah dan nerima,” katanya.
Sementara itu, Ketua Organisasi Angkutan Darat (Organda) Inu Aminudin belum bisa dikonfirmasi mengenai perkiraan besaran kenaikan ongkos angkutan umum. Tidak ada balasan dari pesan singkat yang dikirimkan Radar Banten (Grup JPNN) kepadanya. (mg10/air)
BACA JUGA: Hemat Tidak Harus dengan Moratorium CPNS
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gaji Anggota Dewan Dipotong, Sebagian Diberikan ke Caleg Gagal
Redaktur : Tim Redaksi