Tarif Ojol Akan Naik, Syarief Hasan Bilang Begini, Tegas!

Rabu, 07 September 2022 – 08:42 WIB
Ojek online (Ojol). Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua MPR dari Fraksi Partai Demokrat Syarief Hasan menyoroti kenaikkan tarif ojek online yang rencannaya diumumkan saat ini.

Dia menilai kenaikan tarif itu akan semakin membuat susah rakyat lantaran Ojol merupakan mode transportasi digunakan secara masif oleh masyarakat.

BACA JUGA: Tarif ojol naik, Syrief Hasan: Daya Beli Melemah, Kemiskinan Bertambah

Sehingga, kata dia akan sangat terasa dampaknya pada perekonomian.

“Dari mana dasar penyesuaian tarif yang dilakukan oleh pemerintah. Setelah BBM, kini tarif ojol juga mau dinaikkan," kata Syarief Hasan dalam siaran persnya, Selasa (6/9).

BACA JUGA: Viral Ojol Jemput Penumpang di Stasium Bekasi Timur Harus Bayar Rp 1.000, Ternyata

Sementara di sisi lain, Syarief Hasan menilai harga barang-barang kebutuhan pokok tengah melambung tinggi.

Pemerintah seperti menyulut bara dalam sekam, persoalan ekonomi rakyat yang susah akan semakin menyedihkan.

BACA JUGA: Jika Tarif Ojol Naik, 53 Persen Pengguna Bakal Kembali ke Kendaraan Pribadi

"Daya beli akan semakin melemah, kemiskinan bertambah,” ujar Politkus Demokrat itu.

Lembaga riset digital Hootsuite (2022) melansir ada 204,7 juta pengguna internet di Indonesia, dengan 191,4 juta pengguna sosial media aktif, termasuk dalam hal ini adalah aplikasi ojek online.

APJII (2022) juga manyampaiikan data yang sama, bahwa sebanyak 76 % pengguna internet Indonesia juga mengakses dua layanan ojek online Gojek dan Grab.

Artinya, tingkat penggunaan aplikasi daring dalam transportasi publik sangat tinggi.

Kenaikan tarif ojek online tentu sangat berdampak pada ekonomi rakyat, khususnya generasi milenial.

Menurut Menteri Koperasi dan UKM di era Presiden SBY ini, yang paling terdampak dari kenaikan harga ini adalah masyarakat ekonomi lemah.

Pemerintah mungkin saja berargumen ada bantuan langsung tunai sebagai skema mitigasi, tetapi pemerintah lupa bahwa kenaikan harga ini berefek mengganda.

Ketika harga BBM dan ojol naik, harga komoditas juga akan ikut naik sebagai dampak dari kenaikan ongkos produksi dan logistik.

Syarief menjelaskan, kenaikan harga komoditas akan terus bertahan dan cenderung naik.

Di sisi lain, tingkat kenaikan pendapatan masih jauh lebih rendah ketimbang kenaikan harga barang.

Inilah yang seharusnya dipikirkan secara serius dan hati-hati oleh pemerintah.

Jika menganggap kenaikan harga adalah solusi, maka dapat dipastikan pemerintah telah gagal memahami hakikatnya sebagai pengelola dan pengatur kebijakan.

“Pemerintah dapat sesuka hati menaikkan harga, bahkan tanpa landasan yang logis dan terukur sekalipun. Tetapi jika pemerintah kerap kali mengambil posisi seperti ini, maka sangat wajar rakyat mempertanyakan keberpihakan pemerintah," tuturnya.

"Padahal ada banyak skema kebijakan yang dapat diambil tanpa perlu mengorbankan rakyat,” tutup Syarief Hasan. (jpnn)

Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kenaikan Tarif Ojol Dinilai Terlalu Tinggi, Pemerintah Diminta Kaji Ulang


Redaktur & Reporter : Dedi Sofian

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler