Tarif Tiket Pesawat Mahal, Harga Avtur kok Selalu Disalahkan?

Jumat, 10 Mei 2019 – 22:58 WIB
Ilustrasi pengisian avtur. FOTO : JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Harga avtur Pertamina dinilai sudah sangat bersaing dibanding dengan yang dijual raksasa minyak lainnya, seperti Shell.

"Bahkan jika disandingkan dengan harga di Singapura, jatuhnya bisa lebih murah 10-20 sen dolar AS per liter,” kata Ekonom INDEF Drajad Wibowo.

BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Bara JP: Menhub Layak Dievaluasi

Perbandingan harga untuk periode II April 2019, harga avtur Pertamina di dua bandara, yaitu Juanda Surabaya dan Soekarno Hatta Jakarta.

Bahkan paling rendah dibandingkan Shell di berbagai bandara, yaitu Narita Tokyo, Manila, Singapura, Hong Kong, Kuala Lumpur, dan Bangkok.

BACA JUGA: Menhub Dipanggil Presiden ke Istana, Begini Arahan soal Tiket Pesawat

BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Bara JP: Menhub Layak Dievaluasi

Di bandara Juanda, harga avtur Pertamina Rp9.949,06/liter dan di Soekarno Hatta Rp9.022,54/liter, sedangkan harga Shell termurah di Bangkok mencapai Rp9.956,70/liter, sementara Shell di Narita Tokyo mencapai Rp15.993,54/liter.

BACA JUGA: Tiket Pesawat Mahal, Mudik Lewat Jalur Laut Jadi Pilihan Pemudik

Untuk itu menurutnya, sangat aneh, jika dalam kondisi harga tiket pesawat mahal seperti sekarang, avtur Pertamina selalu dijadikan kambing hitam.

Terlebih karena selalu dikaitkan dengan kemungkinan adanya pemain baru untuk avtur dalam negeri.

"Kenapa narasinya selalu ‘swasta harus ikut main avtur, jangan Pertamina saja’. Jangan-jangan ada udang di balik batu," tutur Drajad.

Menurut Drajad, yang menjadi penyebab mahalnya harga tiket pesawat saat ini adalah inefisiensi maskapai.

Drajad mencontohkan salah satu maskapai dalam negeri yang memikul banyak beban yang tidak efisien seperti pengadaan pesawat, asuransi dan biaya lainnya, akibatnya harga tiket maskapai tersebut sangat mahal.

Terkait mahalnya tiket, Drajad mengatakan tiket Garuda ke Eropa jauh lebih mahal dibandingkan Turkish, Emirates, Qatar, Etihad dan Saudi.

"Memang Garuda tanpa transit, tapi selisih harganya gila-gilaan. Jadi, memang maskapainya yang seharusnya disoroti atas mahalnya harga tiket," kata dia.

Menurut dia, jika Garuda bisa menurunkan harga tiket, diyakini maskapai lain akan ikut turun. Jika tidak, mereka kehilangan pasar secara signifikan.

"Nah, karena Garuda mayoritas milik negara, mengapa pemerintah selalu gagal menurunkan harga tiket Garuda? Ini kan otomatis akan menurunkan harga tiket pesawat di Indonesia," tandas Drajad.(jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Anang Desak Pemerintah Buat Terobosan Turunkan Harga Tiket Pesawat


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler