Taruna Akpol Ini Tewas Dikeroyok 12 Orang? Sadis!

Jumat, 19 Mei 2017 – 09:06 WIB
DIDUGA KORBAN KEKERASAN: Taruna Akpol Brigdatar Mohammad Adam meninggal dunia diduga korban kekerasan dari seniornya. Foto: REPRO

jpnn.com, JAKARTA - Brigdatar Mohammad Adam, seorang Taruna Akademi Kepolisian tingkat II, meninggal dunia dengan luka lebam di dada yang diduga akibat kekerasan seniornya di Akpol Semarang.

Dua orang perwira kepolisian datang ke kediaman keluarga Adam di Jalan Penghulu, Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan subuh kemarin (17/5).

BACA JUGA: Buk! Buk! Si Ganteng Taruna Akpol Ini Meninggal Dunia

Ibunda Alharhum, Adria Nova, begitu shock mendengar kematian putra bungsunya tersebut.

Adria Nova ditemani putri sulungnya Ananda Riva Ramadhani langsung bertolak ke Semarang pagi itu juga untuk menjemput jenazah Adam alias Nando di RS Bhayangkara Semarang. Di rumah duka sudah tampak berbagai persiapan.

BACA JUGA: Betapa Geramnya Kapolri dengan Kasus Tewasnya Taruna Akpol

“Pesawatnya mungkin sampai (mendarat,Red) sekitar jam 10 nanti malam,” kata Gustinawati, adik dari Ibu Almarhum Nando.

Gustina sendiri belum banyak tahu tentang apa yang terjadi pada keponakannya kecuali informasi yang didengarnya dari media. “Sadis kalau memang benar (dikeroyok) 12 orang,” katanya.

BACA JUGA: Taruna Akpol Tewas dengan Luka Lebam di Dada dan Jari

Nando masih sempat berkomunikasi dengan Ibundanya pada malam hari sekitar pukul 20.00 WIB via Line.

Kata Gustina, Nando biasanya memang menyempatkan diri untuk ngobrol dengan sang Ibu. “Cerita tentang asrama dan teman-temannya,” katanya.

Sejak masih belia, sifat kepemimpinan sudah terlihat dalam diri Nando. Ia memegang jabatan sebagai Ketua OSIS di SMAN 29 Jakarta Selatan. Selain pandai bergaul, sikapnya terlihat lebih dewasa daripada teman-temannya yang lain.

“Waktu dia jadi ketua OSIS, hampir tidak pernah ada tawuran di sekolahnya,” tutur Gustina.

Menjadi seorang polisi memang sudah keinginan Nando sejak SMA. Lagipula, keluarga Nando dari pihak ibu rata-rata adalah anggota kepolisian.

Keluarga almarhum berharap agar pihak-pihak yang menyebabkan meninggalnya Nando segera diadili.

Gustina juga menyesalkan maraknya kematian siswa di lembaga pendidikan kepolisian maupun militer Indonesia.

“Kejadian ini kok sering sekali, dari sekian banyak kenapa korbannya ponakan saya,” ujar Gustina sambil mengelus dada.(tau)

 


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler