Sean M. Gallagher, taruna Australian Defence Force Academy (ADFA), berhasil menunjukkan kepiawaiannya dalam lomba pidato bahasa Indonesia bagi penutur asing sekaligus menjadi pemenang.

Pria kelahiran 1995 ini memenangkan lomba yang digelar Kementerian Dikbud RI itu bersama Ashleigh Cook, mahasiswa Flinders University.

BACA JUGA: Suami-Istri Nikah di Kota Tandus Bantu Bisnis Lokal

Lomba bertujuan mempromosikan bahasa Indonesia di Australia sekaligus memberikan apreasiasi kepada generasi muda Australia yang selama ini belajar menggunakan bahasa Indonesia.

Baik Sean maupun Ashleigh yang sudah diseleksi sebelumnya di tingkat negara bagian, akan mewakili Australia bersama dengan rekan-rekannya dari 18 negara lainnya sebagai tamu khusus pada 15-20 Agustus mendatang dalam puncak peringatan Proklamasi Kemerdekaa RI di Istana Negara Jakarta.

BACA JUGA: Buka Puasa Bersama dan Ajang Lepas Rindu Ramadhan di Tanah Air

Dosen senior Indonesian Studies and South East Social Inquiry School of Humanities and Social Science, University of New South Wales (UNSW) kampus Canberra Dr. Manako Sakai mengatakan, kesempatan yang diberikan kepada taruna ADFA-UNSW mengikuti lomba pidato tingkat Australia akan mendorong minat para taruna untuk mendalami dan mempelajari bahasa Indonesia. Hal ini akan menunjang karir mereka kelak.

ADFA-UNSW setiap tahunnnya mengadakan lomba pidato bahasa Indonesia di kalangan taruna. Tahun lalu pada tingkat final, institusi ini melibatkan langsung Duta Besar RI Nadjib Riphat Kesoema menjadi salah satu juri lomba.

BACA JUGA: Burkini, Pakaian Renang Muslimah

Dalam pidatonya Sean Gallagher membahas secara mendalam pentingnya pendidikan, politik dan budaya bagi peningkatan pengertian dan hubungan baik Indonesia dan Australia. 

Sean yang pernah mengikuti kursus bahasa Indonesia di UGM selama satu minggu sekaligus pengagum tokoh Rahwana, saat ini sedang mendalami bahasa dan budaya Indonesia serta politik internasional di Australian Defence Force Academy yang berkerja sama dengan University of New South Wales.

"Saya memiliki banyak sekali barang seni dan budaya Indonesia, dan juga buku. Saya mengusahakan berbicara sehari-hari menggunakan bahasa Indonesia dengan teman-teman dan tentunya ingin mengajak sebanyak mungkin teman dan keluarga untuk berkunjung ke Indonesia agar mereka lebih paham Indonesia” - Sean M Gallagher.

Sementara itu Ashley Cook yang mendalami Bachelor of Letters: Indonesian dalam pidatonya mengatakan “Saya kira kata-kata Bhineka Tunggal Ika dari lambang Pancasila menggambarkan perbedaan-perbedaan budaya Indonesia, dan Indonesia berhasil untuk mempersatukan rakyatnya".

Ashley merasakan pengalaman luar biasa dan tidak terlupakan ketika mengikuti program magang dan praktek singkat di Indonesia Corruption Watch (ICW). Program magang ini merupakan bagian dari program New Colombo Plan yang disponsori oleh Department of Foreign Affairs and Trade (DFAT) Australia.

Lain lagi dengan finalis lainnya, yaitu Tingting Luo, yang dalam pidatonya menceritakan pengalaman lucu terkait dengan perbedaan kata “pedas” di Australia dan di Indonesia. 

Tingting menceritakan ketika dia bersama rekan taruna Australian Defence Force Academy – UNSW lainnya mengikuti kursus bahasa di Yogyakarya, dia memesan makanan khas Yogya.

“Ketika penjual makanan bertanya apakah mau pesan yang pedas? Saya jawab ya, karena memang saya suka makanan pedas. Namun apa yang terjadi, ketika saya memakan makanan itu, rasanya seperti terbakar. Saya saat itu menghabiskan minuman lebih dari 5 gelas untuk menghilangkan rasa pedasnya," tuturnya.

“Ya begitulah. Rupanya kata pedas di Indonesia berbeda sekali dengan kata pedas di Australia,” katanya. Teman Tingting tentu saja mentertawakannya melihat dia kepedasan.

Sementara itu Jacinta Robinson yang berencana mendalami hukum internasional di Flinders University merupakan salah satu finalis lainnya. Dalam pidatonya Jacinta menyatakan pentingnya pengalaman mengunjungi Indonesia dalam mempraktekan langsung bahasa Indonesia. 

“Dengan belajar bahasa Indonesia, saya dapat menjadi bagian dari Indonesia. Bahasa menghubungkan kita sebagai manusia dan membuka pintu untuk pemahaman kebudayaan juga,” katanya. 

Jacinta sangat yakin dengan mempelajari bahasa dan budaya Indonesia, dapat mengurangi kesenjangan budaya karena orang Australia dapat memahami nilai-nilai masyarakat Indonesia dan dapat menanggapi lebih tepat perbedaan budaya yang ada antara kedua negara.

Sementara itu Emily Roane yang mengambil beberapa mata kuliah bahasa Indonesia di Monash University, dalam pidatonya mengatakan "Belajar bahasa Indonesia mempermudah saya berkomunikasi dan bertemu dengan lebih banyak orang dan melakukan perjalanan ke Indonesia untuk mempelajari kebudayaannya."

Emily ketika duduk di bangku SMA pernah mengikuti studi tur ke Bali dan Yogya ini 

"Bahkan dengan hanya mempelajari bahasa Indonesia selama 4 tahun di sekolah menegah, saya berkesempatan mengunjungi Indonesia dengan teman-teman sekelas dan guru saya pada tahun 2012, tetapi sayangnya setelah itu saya belum pernah lagi berkunjung ke Indonesia," kata Emily Roane.

Dalam lomba pidato ini selain Sean M. Gallagher, Ashley Cook, Tingting Lou, Jacinta Robinson dan Emili Roane, peserta lain yaitu Gabriele Hannah Pearl Jack mahasiswa Latrobe University, Emily Louise Yule mahasiswa Monash University dan Jack McGregor Johnstone mahasiswa Monash University yang merupakan perwakilan dari negara bagian Victoria juga akan mendapatkan piagam perhargaan dan hadiah dari KBRI.

Selaku Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra, saya sangat mendukung perlombaan seperti ini. Penghargaan dan hadiah bagi generasi muda Australia yang mempelajari bahasa Indonesia akan membantu meningkatkan minat mempelajari bahasa Indonesia sebagai salah satu upaya untuk  menjadikan kembali bahasa Indonesia sebagai bahasa asing utama di Australia. 

Tentu saja Sean dan Ashley yang akan mewakili Australia pada peringatan HUT RI ke-71 di istana negara dan juga pengalaman selama mengikuti program ini di Indonesia nanti, akan membuat mereka bangga.

* Prof Ronny Noor adalah Atase Pendidikan dan Kebudayaan di KBRI Canberra.

BACA ARTIKEL LAINNYA... ELL: Bagaimana Anda Merayakan Ulang Tahun

Berita Terkait