Tashoora Bawa Isu Sosial di Album Perdana

Rabu, 30 Oktober 2019 – 21:27 WIB
Tashoora di kantor Juni Records, Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (30/10). Foto: Dedi Yondra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Band rock Tashoora akhirnya merampungkan album penuh perdana setelah dua tahun aktif bermusik. Album bertajuk 'Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya' resmi diluncurkan pada Rabu (30/10).

"Judul album Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya kami ambil dari potongan lirik lagu Sabda. Lirik tersebut mewakili cerita album ini secara keseluruhan," kata Gusti, pemain bass dan vokalis Tashoora, di kantor Juni Records, Bangka, Jakarta Selatan, Rabu (30/10).

BACA JUGA: Tashoora Panaskan Pembukaan Soundrenaline 2019

Tashoora semakin menegaskan diri sebagai band yang mengangkat isu sosial lewat album 'Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya'. Sembilan lagu di dalamnya didominasi cerita soal kehidupan dan peristiwa yang terjadi di sekitar para personel, Gusti (bass/vokal), Danang (gitar/vokal), dan Dita (akordeon/vokal).

"Kami memang ingin mengangkat isu sosial, minimal kami jadi corong. Orang jadi tahu tentang kejadian-kejadian di sekitar," ucap Danang.

BACA JUGA: Juni Records Rilis Album Debut Tashoora

"Misal lagu Agni, soal peristiwa pelecehan seksual yang terjadi di kampus ternama Yogyakarta. Lagu Distilasi, soal kejadian di Bantul, penolakan terhadap seorang kepala camat perempuan," sambung Dita.

Album 'Hamba Jaring Cahaya, Hamba Bela Gelapnya' dari Tashoora berisi sembilan lagu. Empat lagu merupakan karya terbaru, sementara lima lainnya hasil aransemen ulang mini album Ruang dengan tambahan keterlibatan para kolaborator. Tashoora berkolaborasi dengan Gardika Gigih, Djaduk Ferianto (Kuat Etnika), Afif Abdullah, Mallinda (Rubah di Selatan), dan Baskara.

"Kami memang punya ide mengubah ulang album EP Ruang dengan tambahan kolaborasi dan studio version. Kami mengajak teman-teman yang sudah beririsan, menyuarakan banyak hal yang sama," kata Danang.

Peluncuran album perdana ini sekaligus menandai formasi baru Tashoora. Setelah banyak proses yang dilewati, band asal Yogyakarta itu kini aktif dengan tiga personel.

"Kaya seleksi alam, banyak yang keluar hingga akhirnya bertiga," cerita Danang.

Album dari Tashoora yang dirilis oleh Juni Records bersama Degup Detak Records, dan Nadarama Recording sudah tersedia di berbagai platform musik digital. Adryanto Pratono selaku CEO Juni Records berharap Tashoora bisa semakin luas menyebarkan karya-karya yang menyuarakan isu sosial.

"Mereka meng-capture berbagai kondisi sekarang. Semoga Tashoora dari Jogja bisa berbuat banyak buat sekeliling, semoga makin lantang sampai seluruh Indonesia," tutup Adryanto Pratono. (mg3/jpnn)


Redaktur & Reporter : Dedi Yondra

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler