jpnn.com, JAKARTA - Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati menyampaikan hasil pertemuan keempat Task Force Energy, Sustainability and Climate (TF ESC) B20 yang diadakan secara daring pda Selasa (24/5) yang berpusat di Jakarta.
Melalui pertemuan antaranggota bertajuk The Fourth Task Force Call Meeting yang dipimpin langsung Dirut Pertamina Nicke Widyawati selaku chair, Task Fore ESC B20 terus memantapkan langkah menghasilkan rekomendasi kebijakan dalam Presidensi G20 Indonesia.
BACA JUGA: Operasional 13 Unit Plant Kilang Balikpapan Milik Pertamina Berjalan Normal
Salah satu fokus pembahasan dalam pertemuan tersebut adalah penambahan aspek SDG’s dan Key Performance Indicator (KPI) ke dalam rekomendasi kebijakan.
Sebanyak 140 peserta yang hadir terdiri dari Deputy Chair Task Force ESC Agung Wicaksono, Policy Manager Task Force ESC Oki Muraza, 8 Co-Chairs Task Force ESC B20 dan para anggota B20 yang berasal dari 19 industri dan 25 negara.
BACA JUGA: Pertamina dan Air Liquide Siap Kembangkan Teknologi CCU di Kilang Balikpapan
“Berdasarkan hasil diskusi antara Task Force dan Dewan Pelaksana telah disepakati bahwa seluruh Task Force B20 perlu mengaitkan tujuan-tujuan SDGs yang relevan dengan rancangan rekomendasi kebijakan serta menyusun KPI sebagai indikator pemantauan dalam rancangan kebijakan,” kata Nicke Widyawati melalui keterangan yang diterima Jumat (27/5).
Nicke juga kembali menyampaikan tujuan utama dari forum ini adalah untuk memastikan proses yang inklusif dalam penyusunan rekomendasi dan kebijakan di mana seluruh anggota Task Force memiliki kesempatan dalam menyampaikan pandangannya.
BACA JUGA: Pascakebakaran di Kilang Minyak Balikpapan, Pertamina Pastikan Produksi BBM Aman
“Saya berharap, kita dapat bekerja sama dalam menyusun usulan kebijakan yang efektif dan dapat diimplementasikan serta mampu mewakili kepentingan komunitas bisnis dari negara anggota B20,” imbuh Nicke.
Manager Policy TF ESC B20 Oki Muraza menyampaikan beberapa usulan KPI dalam rekomendasi kebijakan yang diharapkan dapat menjadi indikator dalam memantau jalannya rekomendasi kebijakan.
Beberapa usulan tersebut, yakni peningkatan persentase energi terbarukan dari total pasokan energi global dan penciptaan lapangan pekerjaan yang berhubungan dengan energi bersih dan teknologi rendah emisi.
“KPI ini kami susun mempertimbangkan kebijakan yang telah dibuat pada presidensi B20 Italia dengan menambahkan beberapa aspek yang sejalan dengan rekomendasi kebijakan B20 tahun ini,” kata Oki.
Selain itu, rekomendasi kebijakan yang disusun dipastikan pula sejalan untuk mencapai target Sustainable Development Goals (SDGs), seperti terkait energy bersih yang terjangkau (SDG No. 7 Affordable and Clean Energy) dan terkait aksi iklim (SDGs No. 13 Climate Action).
Pada kesempatan yang sama, Deputy Chair TF ESC, Agung Wicaksono menjelaskan TF ESC masih memiliki satu kali jadwal TF Call pada Juni 2022 sebagai momen untuk menyampaikan rekomendasi kebijakan final.
Karena itu, Agung mengharapkan dalam rentang waktu yang singkat ini, anggota TF dapat terus memberikan masukan dan pandangan dalam penyusunan rekomendasi kebijakan yang berdampak dan dapat ditindaklanjuti oleh kepemimpinan G20.
Di juga memaparkan beberapa kegiatan penting lainnya yang akan digelar TF ESC setelah pelaksanaan TF Call terakhir, di antaranya B20/G20 Ministerial Dialogue pada Juli 2022.
Selanjutnya Forum Investasi bertajuk “2nd Partners in Energy Transition” berkolaborasi dengan Kementerian Luar Negeri RI dan Forum Investasi “SOE Trade & Investment Forum” bekerja sama dengan Kementerian BUMN pada September 2022.
Kemudian ditutup dengan pelaksanaan B20 Summit pada November 2022. (mkr/jpnn)
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi