jpnn.com, SUKABUMI - Seorang pelajar berinisial AM (17) meninggal dunia akibat luka bacok yang dideritanya saat terjadi tawuran pada Kamis (5/8) malam.
Tawuran yang terjadi di sekitar stasiun Parungkuda ini melibatkan dua SMK setempat dan sekolah dari wiliyah Cisaat, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
BACA JUGA: Artis ID Ditangkap Terkait Kasus Narkoba, Siapakah Dia?
Berdasarkan keterangan yang dihimpun dari kepolisian, tawuran tersebut terjadi pada malam hari saat warga sudah tidak beraktivitas di luar.
Korban meninggal diduga akibat terluka parah di bagian bahu Sebelah kiri yang membuat nyawanya tak tertolong akibat pendarahan.
BACA JUGA: Video Pungli Lurah di Tangerang Beredar Luas, Modusnya Keterlaluan
Pihak kepolisian mengetahui adanya tawuran pelajar setelah setelah mendapat informasi dari masyarakat sekitar.
Kanit Reskrim Polsek Parungkuda Bripka Budi membenarkan kejadian tersebut.
BACA JUGA: AKBP Andi Sinjaya Datang ke Pesta Pernikahan Warga, Ini yang Dilakukan
“Betul, kejadian malam hari. Rencananya akan dilakukan autopsi di Rumah Sakit Sekarwangi,“ katanya.
Untuk menindaklajuti kejadian ini, jajaran Polsek Parungkuda diback up Polres Sukabumi sedang melakukan penyelidikan dan mencari keterangan untuk ungkap para pelaku.
“Kami terus melakukan penyelidikan untuk kasus Ini,” katanya.
Pemerhati Sosial Peri Permana mengatakan tawuran ini merupakan peringatan keras bagi orang tua dan petugas keamanan. Pasalnya kejadian ini pada saat PPKM sedang berlangsung dan sekolah dilakukan secara online.
“Saya rasa para pelaku harus diberikan saksi keras untuk pelaku tawuran pelajar yang akhir-akhir ini makin meresahkan masyarakat,“ katanya.
“Hal paling mendasar untuk mengurangi terjadinya tawuran pelajar adalah peran orang tua siswa itu sendiri,” paparnya.
Menurut Peri, orang tua harus mau untuk terus-menerus menasihati dan mengawasi putra-putri mereka untuk tidak melakukan hal-hal negatif.
Sedangkan pihak sekolah, juga memiliki peran sangat penting. Namun, karena ini masa PPKM tentunya yang paling kunci adalah peran orang tua.
“Pendidikan etika dan moralitas harus terus ditanamkan kepada generasi muda yang sedang mencari jati dirinya, misal pendidikan keagamaan juga tidak boleh ditinggalkan, agar para remaja ini menjadi anak-anak yang bertakwa, berakhlak baik, dan beradab. saya rasa kepolisian sendiri sudah melakukan langkah-langkah, mulai dari langkah preemtif, preventif, dan represif,” katanya. (radarsukabumi)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti