jpnn.com, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Partai Garuda Teddy Gusnaidi merasa heran dengan beberapa pihak yang menolak Presidential Treshold (PT) 20 persen.
Sebab, kata dia, beberapa kelompok yang menolak sebenarnya kubu yang dahulu membuat, menyetujui, sampai mendukung ketentuan tersebut.
BACA JUGA: Sindir Pengkritik Pasal Menghina Presiden, Partai Garuda: Demokrasi Bukan Barbar
"Sekarang, atas nama rakyat, mereka mendadak anti-Presidential Threshold. Jadi, sebenarnya keinginan rakyat itu yang mana," ujar Teddy melalui keterangan persnya, Selasa (12/7).
Pria yang juga berstatus Jubir Partai Garuda itu mengingatkan bahwa ketentuan PT 20 persen yang bukan aturan haram itu, tidak dibuat Mahkamah Konstitusi (MK) atau Presiden Joko Widodo (Jokowi).
BACA JUGA: Partai Garuda Optimistis MyPertamina Bikin Subsidi BBM Tepat Sasaran
"Namun, dibuat oleh kelompok yang sekarang ini mendadak menjadi pahlawan kesiangan, mendadak menolak PT, menyalahkan MK, Jokowi, dan oligarki. Ini drama busuk yang sedang dipertontonkan," kritik Teddy.
Dia kemudian menyadari bahwa saat ini menjadi tren di kalangan penolak PT 20 persen menuduh oligarki bermain, terutama uji materi terhadap ketentuan itu ditolak MK.
BACA JUGA: Partai Garuda Minta Buruh Jangan Mau Dipolitisasi
"Kalau begitu, karena mereka dulu yang menginginkan PT karena mereka yang membuat dan menyetujui, artinya merekalah kaum oligarki. Jadi, ibarat maling teriak maling," ungkap Teddy.
Dia mengatakan ada tren pula di kalangan penolak PT 20 persen dengan menyalahkan MK ketika ketentuan itu ditolak dalam uji materi.
Teddy merasa pihak penolak PT 20 persen sebenarnya lemah argumentasi dan tidak cerdas. Namun, MK yang terus disalahkan.
"Ibarat orang yang tidak pandai menari, lalu lantai yang disalahkan. Inilah yang terjadi saat ini," katanya. (ast/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Elvi Robiatul
Reporter : Aristo Setiawan