jpnn.com, PALANGKA RAYA - Kebakaran empat sekolah dalam waktu kurang dari 24 jam di Kota Palangka Raya, Kalteng, Sabtu lalu menyimpan banyak pertanyaan.
Diduga ada unsur kesengajaan. Hal itu didasarkan pada sejumlah temuan di lokasi kejadian, SDN 4 Menteng, SDN 4 Langkai, SDN 1 Langkai, dan SDN 5 Langkai.
BACA JUGA: Buk! Buk! Dua Polisi Dihajar 18 Orang
Aparat kepolisian awalnya mengamankan seorang terduga dan memintainya keterangan.
Namun, lantaran minim alat bukti, Muhammad Arian Maulana Hasan akhirnya kemarin (23/7) sekitar pukul 06.00 WIB dibebaskan.
BACA JUGA: Kasus Baru: Kasir Cantik Tilep Uang Perusahaan, Terekam CCTV
Muhammad Arian yang akrab disapa Aanslow tersebut hanya bisa mengelus dada.
Dia berjibaku ikut memadamkan api di SDN 5 Langkai, tapi fotonya malah menyebar di media sosial dengan embel-embel pelaku.
BACA JUGA: Asyik Ngelem, Bocah Disergap Anggota TNI, Kelar Lu Tong!
"Sedih saya ketika mendengar itu dari teman-teman," ucapnya lirih.
Aanslow bergabung dengan BPK Sethahadji -pemadam kebakaran swadaya masyarakat- sejak tiga tahun lalu.
Dia selalu menyimpan "pakaian tempur" memadamkan api di jok motornya. Sebab, dia memiliki tugas sebagai petunjuk dan peninjau lokasi sekaligus memastikan adanya kebakaran.
Saat diinterogasi di Mapolsek Pahandut, Aanslow mengaku sempat gugup.
"Saya memilih ditembak mati daripada harus mengakuinya," tegasnya.
Kendati nama baiknya dicemarkan, pemuda 21 tahun tersebut memilih tidak mempermasalahkannya.
"Saya memaafkan saja," ujarnya dengan raut wajah santai. Cocok dengan panggilannya, Aan-slow (santai/kalem).
Sementara itu, Ahmad Farid, penasihat BPK Sethadji, tak menampik bahwa pihaknya sempat sedikit kecewa dengan petugas kepolisian yang terburu-buru mengamankan anak buahnya sampai 1 x 24 jam.
Namun, dia menyadari itu bagian dari penyelidikan untuk kebaikan semua pihak. (nue/uni/ram/abe/c24/ami/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Kelaparan, Kuli Ini Curi Uang Tamu Hotel Rp 50 Ribu
Redaktur & Reporter : Natalia