Teganya Buat Kabar Hoaks soal Bantuan Korban Kebakaran

Senin, 17 Desember 2018 – 13:50 WIB
Korban kebakaran yang masih membutuhkan bantuan. Foto: JPG

jpnn.com, SURABAYA - Belum tuntas masalah yang dihadapi warga Jalan Kapasan Dalam karena menjadi korban kebakaran, sudah muncul masalah lain. Yaitu, beredar isu penyelewengan dana donasi. Akibatnya, donasi yang masuk menurun.

Kabar penyelewengan itu muncul ketika beredar pesan berantai dari seseorang pada dua hari lalu. Dalam pesan tersebut, pengirim mempertanyakan bantuan tidak langsung yang disalurkan melalui tiga rekening berbeda. Yaitu, rekening ketua RW VIII Kapasan Dalam, Paguyuban Tionghoa, dan Kelenteng Boen Bio.

BACA JUGA: Ketika Balerina Hibur Korban Kebakaran

Pesan itu intinya mempermasalahkan mekanisme penyaluran yang dianggap tidak jelas. Terutama terkait dengan penggunaan rekening ketua RW VIII.

Pengirim pesan tersebut juga menyebutkan bahwa ada sebuah yayasan yang akan mengirim bantuan dana Rp 80 juta.

BACA JUGA: Sudah ada Calon Pembeli, Lukisan Seharga Rp 2 M Terbakar

Namun, saat datang ke lokasi, yayasan itu ditolak Ketua RW Djaja Soetjianto. Alasan penolakan tersebut, lanjut isi pesan itu, karena uang bantuan seharusnya dimasukkan ke rekening ketua RW.

''Keterlaluan RW dkk. Sangat arogan. Kasihan korban padahal butuh bantuan,'' tulis pesan disertai permintaan menyebarkan di akhir tulisan.

BACA JUGA: Ikut Sebarkan Hoaks Penculikan Anak, Dua Orang Dibekuk

Melihat isi pesan tersebut, Djaja kaget. Pria yang biasa dipanggil Joyo itu menegaskan, tidak ada yayasan yang datang mengirimkan bantuan tersebut.

Dia menganggap aneh jika ada orang yang mau membantu tapi ditolak. ''Ya enggak mungkin kami tolak lah, Pak,'' tegasnya.

Dia menambahkan, yang disampaikan dalam pesan itu adalah fitnah. Sebab, selama ini setiap sumbangan yang masuk akan ditanyai jenisnya, lalu didata.

''Itu nanti kan harus dipertanggungjawabkan, Pak,'' katanya kemarin (16/12).

Mengenai bantuan, Joyo menuturkan, sumbernya ada dua. Yakni, secara lang­sung dan melalui rekening. Untuk yang langsung, dia mengaku telah melakukan pendataan.

Selanjutnya, untuk rekening, ada tiga rekening yang digunakan sebagai tempat donasi. Yakni, rekening ketua RW, Paguyuban Tionghoa, dan Kelenteng Boen Bio.

''Penetapan rekening tersebut adalah hasil musyawarah antara perwakilan warga, lurah, RW, komunitas, serta kelenteng,'' ungkapnya. Jadi, menurut dia, legal standing penggunaan rekening sudah ada.

Selain itu, Joyo pun merasa telah memiliki dasar yang kuat mengapa harus nomor rekeningnya yang digunakan. Dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 5 Tahun 2007 pasal 15 ayat 4 dikatakan, ketua RW memiliki fungsi sebagai penggerak swadaya gotong royong dan partisipasi masyarakat di wilayahnya.

''Itu kan sudah diatur dengan jelas. Ya, saya kan memang harus mengumpulkan dana tersebut. Itu tugas saya,'' terangnya.

Dia menambahkan, agar penyaluran dana bantuan transparan, dirinya akan mencetak rekening koran. Rencananya dibuat per 20 Desember. Dia memilih tanggal tersebut karena masih menunggu sumbangan lain.

Joyo menjelaskan, donasi yang terkumpul sampai 20 Desember akan dibuka secara blak-blakan dalam musyarawah antara pengurus RW, kelurahan, serta donatur.

''Itu untuk mencegah penyelewengan,'' tegasnya.

Mengenai berita bohong yang telah beredar luas, Joyo mengaku tidak punya pilihan. Dia akan menempuh jalur hukum bila masih ada oknum yang menyebarkan kabar bohong tersebut. ''Saya pikir sudah jelas semuanya. Jangan ada lagi yang menyebar fitnah,'' ucapnya.

Sementara itu, Veny Puspitasari -salah seorang tim keuangan RW 8- menyatakan, isu penyelewengan yang beredar telah membuat penurunan angka sumbangan.

Biasanya dalam sehari pihaknya menerima bantuan Rp 10 juta. Namun, kini jumlahnya menurun menjadi Rp 3 juta.

''Sudah dalam dua hari ini kami begitu, Pak. Sepi,'' tuturnya. Karena itulah, Veny merasa kabar hoaks tersebut harus dihentikan. (jar/c22/eko/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Jangan Mudah Percaya Isu Penculikan Anak


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler