jpnn.com, TULUNGAGUNG - Kapolres Tulungagung AKBP Handono Subiakto secara tegas melarang pembangunan tugu-tugu perguruan silat yang baru di daerah tersebut.
Pelarangan itu disampaikan AKBP Handono sebagai upaya meminimalkan potensi gesekan antarkelompok pesilat yang ada di Tulungagung, Jawa Timur.
BACA JUGA: Arab Saudi Cabut Larangan Terbang, Semoga Jemaah Haji dan Umrah Bisa Berangkat
"Itu (tugu persilatan) merupakan salah satu pemicu (perkelahian). Jangan ditambah lagi (tugu yang baru)," kata AKBP Handono di Tulungagung, Rabu (6/1).
Pelarangan itu juga dia sampaikan langsung saat bertemu dengan puluhan perwakilan dan pimpinan perguruan silat di Tulungagung yang jumlahnya mencapai 69 perguruan.
BACA JUGA: Informasi Terbaru dari Bareskrim soal Kasus Penembakan 6 Laskar FPI
AKBP Handono menilai, pendirian tugu-tugu perguruan silat selama ini kerap menjadi faktor pemicu terjadinya bentrok atau gesekan antarkelompok demi menjaga gengsi serta perebutan pengaruh.
"Saya minta antarperguruan silat untuk saling menghormati, dengan tidak melakukan perusakan tugu perguruan silat lain," ucapnya.
BACA JUGA: Sebelum Meninggal, Chacha Sherly Curhat Tak Punya Uang dan Ingin Lakukan Ini
Namun demikian, untuk tugu-tugu yang sudah berdiri tetap boleh dipertahankan dan dijaga bersama-sama.
Dia bahkan mengusulkan supaya tugu-tugu perguruan silat yang ada bisa dilakukan pengecatan dengan bantuan perguruan silat lainnya.
“Itu adalah saran, kalau diterima ya monggo. Di beberapa tempat sudah dilakukan. Kalau ada kerusakan diperbaiki bersama. Itu menunjukkan keguyuban (kerukunan)," jelasnya.
Guna menekan terjadinya gesekan antarperguruan silat, calon pendekar akan diberikan wawasan kebangsaan dan pengetahuan kebinekaan oleh Babinsa, Bhabinkamtibmas serta kepala desa saat latihan.
"Bukan hanya jurus, tetapi juga terkait wawasan kebangsaan," ucap AKBP Handono.
Sementara itu, Bupati Tulungagung Maryoto Birowo mengajak semua perguruan silat untuk saling menjaga situasi daerah agar tetap kondusif.
"Saya harapkan pengertian kebersamaan sehingga semakin kompak warga Tulungagung," ucap Maryoto.
Diketahui, dalam rentang 2017-2020, telah terjadi 69 kasus perkelahian yang melibatkan perguruan silat di Tulungagung.
Dari kasus-kasus itu, kebanyakan dipicu pelecehan terhadap simbol-simbol perguruan silat, di antaranya perusakan tugu perguruan silat.(antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam