jpnn.com, SOLO - Wali Kota Surakarta FX Hadi Rudyatmo mengharapkan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tidak mudik Lebaran pada masa pandemi virus corona (COVID-19). Alasannya, Presiden Jokowi sebagai pihak yang melarang mudik semestinya juga konsisten dengan kebijakan itu.
Rudy -panggilan akrab Rudyatmo- mengatakan bahwa Pemerintah Surakarta telah menyiapkan tempat karantina di Grha Wisata Niaga bagi pemudik. Siapa pun yang mudik ke Solo, katanya, akan dikarantina di Grha Wisata Niaga selama 14 hari.
BACA JUGA: Pembelaan Arief Gerindra untuk Kangmas Jokowi soal Beda Mudik dengan Pulang Kampung
“Pejabat atau siapa pun yang mudik kami karantina, termasuk VIP (very important person, red). Kalau sudah membuat aturan seperti itu, orang Jakarta jangan ke Solo-lah, biarpun itu VIP, VVIP (presiden RI),” kata Rudy seperti diberitakan Radar Solo.
Selain itu, Rudy juga meminta pemerintah pusat menghentikan layanan transportasi publik antarkota antarprovinsi. Politikus PDI Perjuangan itu mengharapkan transportasi publik ke wilayahnya juga dikurangi.
BACA JUGA: Jokowi Bantah Najwa Shihab Beda Mudik dengan Pulang Kampung, Yuk Cek KBBI
Rudy menambahkan, saat ini kesadaran masyarakat Solo sekarang sudah tinggi. Buktinya, ketua RT yang lingkungannya kedatangan pemudik langsung melapor ke Grha Wisata.
Belum lama ini ada ketua RT yang membawa delapan pemudik dari Jakarta ke Grha Wisata. “Itu kan bukti kalau masyarakat sudah sadar,” katanya.
BACA JUGA: Wali Kota Solo: Ora Usah Nekat Mudik, Nek Nekat Tak Karantina Setengah Sasi!
Lebih lanjut Rudy mengatakan, kasus COVID-19 di Solo karena dari daerah lain. “Pendatang semua, makanya pengawasannya harus ketat,” kata Rudy.
Hingga Rabu (22/4) jumlah kasus COVID-19 di Solo ada 19. Dari jumlah itu ada sembilan orang yang masih menjalani rawat inap, sementara dua orang sembuh, sedangkan dua lainnya dua meninggal dunia.
Namun, angka pasien dalam pengawasan (PDP) di Solo sebanyak 90 orang. Dari jumlah itu ada 20 PDP yang menjalani rawat inap, 54 dinyatakan sembuh, serta 16 lainnya meninggal dunia.
Sementara orang dalam pemantauan (ODP) berjumlah 442 orang. Perinciannya adalah 93 dalam pemantauan, sedangkan 349 lainnya sudah bukan terlepas dari status ODP.
“Kami terus pantau angka pasien yang merupakan warga Solo, terlebih menjelang puasa dan mudik Lebaran,” ujar Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Kota Surakarta Ahyani.(rs/irw/per/JPR)
Redaktur & Reporter : Antoni