jpnn.com - JAKARTA - Anggota Komisi IV DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Rofi Munawar mengatakan rantai distribusi menjadi salah satu penyebab tingginya harga daging ayam di pasaran. Situasi ini telah menyebabkan lonjakan harga hingga empat kali lipat dari harga jual di tingkat peternak.
Karena itu, Rofi Munawar meminta pemerintah untuk untuk serius melakukan efisiensi rantai distribusi dan memeperhatikan kesejahteraan peternak ayam. Selain itu, menjaga stabilitas Harga Pokok Produksi (HPP) ayam dibawah harga jual ayam hidup sehingga peternak masih bisa mendapatkan keuntungan dari usahanya.
BACA JUGA: 10 Jurus Membuat Waralaba Sukses Ala Signarama
“Cara untuk menekan harga daging ayam adalah denga memotong rantai distribusi yang tidak efisien. Rantai distribusi itu jadi penyebab mahalnya harga daging ayam,” kata Rofi Munawar dalam keterangan tertulis diterima Redaksi JPNN.COM di Jakarta, Jumat (28/8).
Rofi juga mendesak pemerintah segera melakukan koordinasi secara berkala kepada asosiasi pedagang, asosiasi peternak, asosiasi rumah potong unggas, dan stakeholder lainnya.
BACA JUGA: Harga Promo Apartemen, Cicilan Hanya Rp 1,9 Juta
Rofi menambahkan, di Kota Bandung, sehari setelah masa mogok yang dilakukan para pedagang daging ayam sejak Kamis (20/8) lalu, harga daging ayam di pasaran masih dikategorikan tinggi. Seperti harga daging ayam di Pasar Cihaurgeulis pada kisaran Rp39.000.
Menurut politisi Partai Keadilan Sejahtera ini, meskipun ada penurunan harga Rp1000 dari harga awal sebelum demo berlangsung, namu pedagang ayam mengaku masih sepi pembeli.
BACA JUGA: Maklum ya Ibu-ibu...Tempenya Mengkeret
Rofi mengingatkan Kementerian Perdagangan (Kemendag) dan Kementerian Pertanian harus berkoordinasi untuk mensinkronkan serta mengatur tata niaga daging ayam.
DPR, lanjut Rofi, mendukung langkah Pemerintah untuk menurunkan harga daging sapi, daging ayam, dan pangan pokok lainnya. DPR juga mendukung upaya untuk menindak tegas importir atau pelaku usaha pangan yang melakukan penimbunan daging sapi, daging ayam, dan pangan pokok lainnya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.(fri/jpnn).
BACA ARTIKEL LAINNYA... Rupiah Babak Belur, BI Ternyata Tetap Untung
Redaktur : Tim Redaksi