jpnn.com, DEPOK - Indonesian Hydration Working Group (IHWG) bersama Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) menyelenggarakan kegiatan pengabdian masyarakat di Kota Depok terkhusus di wilayah Kelurahan Leuwinanggung.
Kegiatan ini menekankan pentingnya memperhatikan kualitas air minum yang merupakan salah satu faktor penting yang dapat berdampak kepada peningkatan risiko stunting.
BACA JUGA: Upaya BRINS Bantu Pemerintah Menekan Angka Stunting di Jakarta
”Saat ini permasalahan hidrasi tidak hanya menekankan masalah kuantitas air minum yang kita konsumsi, tetapi juga bagaimana kualitas air tersebut," kata Dr. dr. Diana Sunardi, M.Gizi, SpGK(K), Ketua IHWG FKUI dalam keterangannya, Kamis (8/8).
Menurut Diana, sudah banyak penelitian yang menyebutkan bahwa air minum yang tercemar dapat menimbulkan permasalahan kesehatan.
BACA JUGA: Tekan Angka Stunting, Kemenkominfo Libatkan Tokoh Agama
"Penting untuk memastikan apakah sumber air minum yang kita konsumsi sudah aman dan terhindar dari berbagai cemaran," jelasnya.
Ketua Program Pengabdian Masyarakat IHWG FKUI Dr. dr. Nurul Ratna Mutu Manikam, M.Gizi, SpGK(K) menjelaskan, air minum yang tercemar bakteri E.Coli atau koliform dapat menyebabkan terjadinya penyakit infeksi seperti diare.
BACA JUGA: Hati-Hati, BPOM Sebut Kadar Bromat dalam Air Minum Tak Boleh Melebihi Ambang Batas
"Penyakit infeksi yang terjadi berulang-ulang dan tanpa penanganan tepat, dapat menyebabkan anak mengalami kekurangan gizi sehingga pertumbuhan serta perkembangannya terhambat dan berisiko stunting," tuturnya.
Berdasarkan Studi Kualitas Air Minum Rumah Tangga (SKAMRT) Tahun 2020, hanya sebesar 31,3% sumber air minum rumah tangga Indonesia yang tidak tercemar bakteri E.Coli.
Hal ini menandakan bahwa masih banyak sumber air minum di Indonesia yang belum memenuhi syarat air layak minum.
Dokter Nurul menuturkan, sebelum memilih sumber air minum, ada beberapa hal yang penting diperhatikan sebagai langkah memastikan kualitasnya.
Pastikan sumber air minum jelas keamanannya dan berjarak minimal 10 meter dari tempat pembuangan kotoran, limbah dan sampah.
Kemudian, pastikan air yang akan kita konsumsi tidak berbau, tidak berasa, tidak berwarna, tidak mengandung bahan kimia berbahaya serta tidak terkontaminasi bakteri penyebab penyakit seperti E.Coli, dan koliform. (jlo/jpnn)
Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh