BACA JUGA: Cara Jitu Atasi Anak Tak Doyan Sayur
Jumlah ini, sangat mungkin masih akan bertambahBACA JUGA: Tiap Tahun, Junk Food Renggut Nyawa 40 ribu Warga Inggris
Lalu, faktor apa yang membuat mereka mengalami gangguan jiwa?KEHIDUPAN di Kota Pati sebenarnya tidak ketinggalan dengan kota-kota besar lainnya
BACA JUGA: 250 Ondel-Ondel Pecahkan Rekor MURI
Dunia hiburan seperti tempat karaoke pun bertebaran hampir di setiap sudut kotaNamun dalam kehidupan yang sudah menyerupai kehidupan metropolis itu, ribuan orang di kota itu kini tengah mengalami gangguan jiwa alias gilaFaktor ekonomi disebut-sebut sebagai biang kerok sakit jiwa yang mewabah di kota pengrajin logam ini.Berdasar hasil penelusuran tim gabuangan dari RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang dengan didampingi Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Pati, dalam program tim mobile unit jiwa yang membuka pelayanan gratis bagi para penderita gangguan jiwa miskin di pedesaan, ditemukan pada bulan Mei hingga bulan Juli ini, jumlah gangguan jiwa di wilayah Pati mencapai 1.333 penderitaIronisnya, sekitar 300 di antaranya belum tercover dana jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) dan jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas).
Jumlah tersebut masih akan bertambah, sebab dari 29 Puskesmas yang ada di Pati, baru 26 Puskesmas yang baru menyerahkan laporan jumlah penderita.
Demikian disampaikan Kasi Kesehatan Khusus DKK Pati, Etty IrianingrumMenurutnya, belum tercovernya para penderita itu, disebabkan minimnya dana Jamkesada Pati yang tahun ini hanya sekitra Rp 5 miliarSelain itu, ujarnya, juga karena minimnya kesadaran dari masyarakat terhadap penanggulangan gangguan jiwa tersebut""Dengan adanya program mobil unit RSJD Dr Amino Gondohutomo Semarang yang dibiayai dari alokasi dana Jamkesda dari provinsi, kami sebagai pendamping sekaligus penyedia fasilitas mengharapkan dapat mengcover para penderita gangguan jiwa di desa-desa yang belum masuk dalam jamkesmas dan jamkesda, sehingga mereka dapat merasakan pelayanan,"" harapnya.
Ia menjelaskan, jika nanti tiga Puskesmas lainnya, yaitu Puskesmas Batangan, Sokolilo II, dan Pucakwangi II sudah mengirim hasil pendataannya bisa segera diketahui jumlah keseluruhan""Kita masih menunggu hasilnya," tegasnya.
Dari 26 kecamatan yang ada di Pati, lanjut dia, ada tiga kecamatan, yang memiliki jumlah penderita gangguan jiwa yang cukup tinggi, yakni Kecamatan Gabus ada 160 orang, Kecamatan Pati 158 orang, dan Kecamatan Trangkil 140 orangAdapun jumlah Paling sedikit penderita gangguan jiwa terdapat di Puskesmas Tlogowungu, yakni hanya 12 orang.
Adapun penyebab gangguan jiwa, jelas Etty, dikarenakan berbagai faktor, mulai dari karena faktor tekanan keluarga, faktor minimnya pekerjaan, faktor pergaulan, faktor lingkungan, dan faktor ekonomiDi antara faktor-faktor penyebab itu, faktor ekonomi merupakan faktor yang paling mendominasi pemicu terjadinya gangguan kejiwaan.
Hal tersebut, jelasnya, didasarkan pada data pembanding antara jumlah penderita gangguan jiwa terbanyak dan paling sedikit di tiap-tiap wilayah Puskesmas, atau kecamatan.
Di Tlogowungu, ungkapnya, penderita gangguan jiwa hanya 12 orang, karena tingkat perekonomian warga cukup terbantu dengan pertanianMeskipun dari sektor pertanian dan hortikultura, itu sangat menunjangTidak hanya itu, tanaman buah-buahan mulai dari mangga, rambutan, manggis, durian, langsep dan duku, juga terdapat di wilayah kecamatan ini.
Hal tersebut ditunjang pula dengan tanaman obat-abatan, seperti di Desa Tajungsari ada kegiatan usaha penanaman kapulaga, cengkih, dan jaheBelum lagi tanaman kayu-kayuan, kapuk randu, dan ketela pohon, semua merupakan sumber penghasilan masyarakat.
Karena itu, wajar jika di wilayah kecamatan tersebut hanya sedikit warganya yang menderita gangguan jiwa(cw1/aj/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Gemuk tak Selalu Berhubungan dengan Serangan Jantung
Redaktur : Tim Redaksi