jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah Indonesia perlu belajar kepada Singapura untuk mendukung perusahaan lokal untuk mensuplai swab stick, alat test Covid-19.
United Additive Manufacturing (sebelumnya UCT) sebagai salah satu perusahaan jasa cetak 3D industri tertua di Singapura.
BACA JUGA: Snapchat Tingkatkan Fitur Selfie dengan Mode Kamera 3D
Rupanya, perusahaan ini salah satu founder nya merupakan warga negara Indonesia bernama Sugianto Kolim.
Menurut Sugianto, saat ini swab stick yang diproduksi dengan 3D printer industrial sedang diuji oleh badan pemerintah terkait di Singapura.
BACA JUGA: Waspada! Masker Kain Bisa Memicu Timbulnya Jerawat, Simak Tips Berikut
“Produksi swab stick dengan 3D printer industrial sangat efektif dan flexible, berhubung bentuk bisa diubah langsung tanpa membuat molding terlebih dahulu seperti teknologi injeksi. Kecepatan produksi pun cepat kurang lebih 2000 stick per hari per printer,” ungkap Sugianto.
Lebih lanjut pendiri Klix3D, perusahaan 3D printing di Indonesia ini juga berujar, saat ini pemerintah Indonesia juga mendukung alat test covid termasuk swab stick untuk diproduksi lokal.
BACA JUGA: Kuartal I 2020, Perum Perindo Serap 3.529 Ton Ikan
Menyambut baik anjuran pemerintah tersebut, pihak UAM menurut Sugianto sedang menjajaki mitra di Indonesia untuk menduplikat fasilitas mereka yang ada di Singapura ke Indonesia.
Saat ini fasilitas cetak 3D UAM di Singapura mampu mencetak berbagai materi seperti plastik untuk swab stick dan kebutuhan industri lainnya termasuk cetak 3D metal.
Untuk diketahui, cetak metal dengan 3D printer industrial merupakan salah satu teknologi mutakhir. Bentuknya sangat kompleks yang tidak mungkin bisa dibuat dengan cara tradisional bisa dicetak dengan metal 3D printer.
Adapun materi yang bisa digunakan seperti Aluminum, Stainless steel, Nikel Alloy, Cobalt Chrome dan Titanium.
“Cetak 3D metal sudah digunakan untuk berbagai aplikasi dari industri, kesehatan seperti implan Titanium sampai dengan mesin roket yang lebih efisien dan kompak,” ungkap Sugianto.
Dengan hadirnya teknologi 3D printing ini menurutu Sugianto diharapkan masalah kelangkaan alat test coivid seperti Swab Stick bisa cepat teratasi.
“3D Creation (3D Design, 3D Printing, and 3D Printer) merupakan teknologi yang kedepannya akan banyak digunakan oleh semua orang. Dengan melihat perkembangan saat ini, 3D printing tidak hanya digunakan oleh perusahaan bisnis berskala besar karena prosesnya cepat, perushaan UMKM atau pribadi pun bisa memanfaatkan teknologi ini,” pungkas Sugianto.(chi/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Yessy