Tekstil Jadi Senjata Gaet Turis Singapura

Senin, 13 Februari 2017 – 15:46 WIB
Ilustrasi batik. Foto: Malut Post/JPNN

jpnn.com - jpnn.com - Kekayaan bahari Indonesia luar biasa hebat dan tidak ada batasnya.

Sama indah dan kayanya desain tekstil Nusantara, yang tak akan ada habisnya untuk dieksplorasi.

BACA JUGA: Mangga Dua Square Pikat Wisman Dengan Batik Tradisional

Dua tema itulah yang menjadi ujung tombak promosi Wonderful Indonesia dalam mempromosikan destinasi wisata di tanah air dalam pameran Internasional Natas Travel Fair (NTF) 2017 di Singapura, 17-19 Februari 2017 mendatang.

Dalam ekspo yang digulirkan di Hall 7 Singapore Expo, Changi, Singapura itu Kementerian yang di-remote Menpar Arief Yahya itu bakal tampil all out.

BACA JUGA: Mbak Puan: Ayo Lestarikan Batik Indonesia

"Natas Travel Fair 2017 adalah momentum potensial untuk berpromosi. Kami lakukan ini untuk menyasar wisman asal Singapura. Kami fokus pada keindahan bahari dan kekayaan tekstil kita seperti batik asli Indonesia,” ujar Deputi Pemasaran Mancanegara I Gde Pitana yang didampingi Asisten Deputi Bidang Pengembangan Pasar Asia Tenggara Kemenpar Rizki Handayani.

Pitana mengatakan, perhelatan ini merupakan tempat yang sangat potensial untuk melanjutkan program promosi Kemenpar yang sebelumnya fokus pada branding dan advertising.

NTF 2017 merupakan pameran business to business dan business to customer yang memungkinkan pelaku industri di Indonesia memperluas jejaring pasar mereka dan menawarkan paket-paket wisata.

"Kami bersama industri wisata Indonesia akan melakukan program B to C. Program tersebut adalah pelayanan informasi, demo, workshop di mini stage. Booth Indonesia juga menyajikan games, digital interaktif berupa virtual reality 360, gift redemption, refreshment, public relations-ing activities. Selain membagikan souvenir, strategi komunikasi lainnya adalah menyebar booklet, tourist map, calender of event dalam bahasa Inggris," tambah Rizki.

Untuk desainnya, Kemenpar mengusung kemegahan dan keindahan Perahu Phinisi. Kapal suku Makasar, Sulawesi Selatan ini merepresentasikan kejayaan nenek moyang bangsa Indonesia dalam menaklukkan samudera dan menjelajah negara-negara di dunia.

”Kapal Phinisi adalah khas dan original Indonesia. Kapal kayu besar yang sampai saat ini pun masih diproduksi masyarakat pesisir. Ini akan terus menjadi daya tarik tersendiri bagi wisman yang hadir,” ujar Rizky.

Selain Kapal Phinisi, senjata promosi Kemenpar akan mengedepankan kekayaan bahari.

Menurut Kiki, Indonesia adalah negara yang memilik garis pantai terpanjang dalam peta coral trianggle dibandingkan enam negara lainnya yakni Philipina, Malaysia, Timor Leste, Papua New Guinea, dan Kepulauan Salomon.

Indonesia sendiri memiliki luas total terumbu karang sekitar 51.000 kilometer persegi yang menyumbang 18 persen luas total terumbu karang dunia dan 65 persen luas total di coral triangle.

Saat ini, Kepulauan Raja Ampat di Papua Barat merupakan kepulauan dengan jumlah jenis terumbu karang tertinggi di dunia dengan 537 jenis karang dan 1.074 jenis ikan.

Bahkan, taman laut ini menjadi salah satu destinasi menyelam  paling digemarai berdasarkan survei majalah underwater terbesar di dunia, Dive Megazine.

Selain itu, terkait dengan promosi tekstil nusantara, ini merupakan cara yang cerdas. Seperti diketahui, perkembangan saat ini para perancang atau desainer mulai memanfaatkan kembali kain tradisional Indonesia pada karya-karyanya.

Para perancang atau desainer berusaha mengembangkan ide dari tekstil Indonesia agar menjadi lebih dikenal luas di masyarakat, baik di Indonesia maupun di dunia.

Bahkan, salah satu hasil tekstil ndonesia yakni batik telah menjadi salah satu warisan budaya dunia yang diakui UNESCO sejak 2 Oktober 2009.

”Itu semua akan kami perlihatkan di dalam paviliun sebesar 81 meter persegi dengan sembilan booth. Peserta yang tergabung dalam booth Indonesia adalah 18 industri pariwisata yang terdiri dari travel agen, tour officer, hotel, dan atraksi yang mewakili Bali, Jakarta dan Kepri, serta 10 top branding dan 10 destinasi prioritas unggulan,” beber Rizki.

Sepuluh destinasi prioritas yang dikenal dengan istilah "Bali Baru" tersebut adalah yakni Danau Toba (Sumatera Utara), Tanjung Kelayang (Bangka Belitung), Tanjung Lesung (Banten), Kepulauan Seribu (DKI Jakarta), Candi Borobudur (Jawa Tengah), Gunung Bromo & Gunung Semeru (Jawa Timur), Labuan Bajo (Nusa Tenggara Timur), Mandalika (Nusa Tenggara Barat), Wakatobi (Sulawesi Tenggara), dan Morotai (Maluku Utara).

Pemerintah sudah mematok target kontribusi pariwsata terhadap perekonomian (PDB) nasional sebesar 13 persen.

Sementara devisa yang dihasilkan sebesar RP 200 triliun. Penyerapan tenaga kerja domestik 12 juta, jumlah kunjungan wisman 15 juta, dan pergerakan wisnus 265 juta.

Selain itu, indeks daya saing (WEF) berada di urutan 40, dari posisi saat ini yang berada di posisi 50 dunia. (jos/jpnn)


Redaktur & Reporter : Ragil

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
batik  

Terpopuler