Telan Biaya Rp 386 Miliar, Tanggul Laut Semarang Mampu Menahan Rob 30 Tahun

Senin, 17 Juni 2024 – 16:52 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat meninjau proyek pembangunan tanggul laut di Tambaklorok Semarang. FOTO: Humas Pemkot Semarang.

jpnn.com, SEMARANG - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau proyek pembangunan tanggul laut di Kampung Tambaklorok, Kota Semarang, Senin (17/6). Jokowi bilang, tanggul laut akan mampu menahan rob 30 tahun.

Jokowi mengatakan pembangunan sheet pile sepanjang 3,6 kilometer dengan anggaran Rp 386 miliar tersebut diharapkan mampu menangani dan mencegah luapan air laut ke wilayah pesisir. 

BACA JUGA: Menteri Basuki Tinjau Langsung Penanganan Banjir Rob Semarang, Langsung Keluarkan Instruksi

"Ini adalah proyek pengendalian rob dan penataan kampung nelayan di Tambaklorok," ujar Presiden Jokowi di sela tinjauannya, Senin (17/6).

Jokowi berharap, proyek infrastruktur yang ditargetkan selesai Agustus mendatang itu dapat mampu menahan rob dalam waktu yang mepet.

BACA JUGA: Banjir Semarang, KA Lintas Utara Sudah Bisa Beropeasi

"Saya kira dalam jangka waktu 30 tahun minimal bisa menahan rob yang terjadi, nanti akan selesai Agustus," ujarnya.

Sejauh ini menurutnya, pembangunan tanggul laut itu telah berjalan baik. Nantinya saat rampung pembangunan akan dilakukan efektivitasnya.

BACA JUGA: Semarang Banjir, Lalu Lintas Lumpuh, Perjalanan 4 KA Dialihkan

"Kampung nelayan baik nanti bisa direplikasi ke daerah lain, kalau sudah selesai akan dinilai efektivitas," ujarnya.

Sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan proyek ini dibangun di area dengan luas lahan 56 hektare.

Selain pembangunan tanggul, terdapat juga rumah pompa untuk memaksimalkan pengendalian banjir di wilayah pesisir. 

"Kami bikin tanggul dari pelabuhan terus sampe sini semua 3,6 kilometer. Kami tutup, tidak ada rob masuk di Tambaklorok," katanya.

Dia menyebut air hujan akan masuk ke kolam tampung di wilayah tersebut. Ada dua kolam yakni seluas 8 hektare dan 12 hektare. 

"Kita tampung, ada pompa. Rumah pompa belum jadi, kapasitas 3x500 liter per detik. Masing-masing dua operasi, satu cadangan," ujarnya. 

Saat ini progres sudah berjalan mencapai 85 persen. Memang ada kendala yakni soal pembebasan lahan, tetapi saat ini terus diupayakan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang. 

Basuki berharap proyek ini bisa menjadi percontohan daerah lain.

Untuk Kota Semarang sendiri juga sudah punya beberapa Polder untuk penanganan kawasan pesisir, tetapi memang masih membutuhkan tenaga pompa untuk mengontrol luapan air mengingat wilayah dekat pantai. 

“Kunci hanya satu, pompa. Karena daerah pantai. Semua yang mengalir ke pantai, pompa. Banjir di pantura karena pompa kurang mampu. Akan kita perbesar tahun ini,” tuturnya.

Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu berharap dengan adanya proyek ini bisa menjadi solusi penanganan rob di wilayah pesisir. Selain pembangunan sheet pile, adapula dinding pemecah gelombang air laut. 

Proyek ini sudah menjadi harapan masyarakat Kota Semarang, khususnya Tambaklorok. Sebab, dalam proyek tersebut mencakup penataan kampung nelayan dan kampung wisata bahari.

"Sehingga nanti jika ada angin barat, air itu tidak akan masuk ke dalam teluknya yang ada di Tambaklorok. Ini juga jadi salah satu upaya pencegahan rob dan banjir di Kota Semarang," katanya.(mcr5/jpnn)


Redaktur : Budianto Hutahaean
Reporter : Wisnu Indra Kusuma

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler