Telemedicine Booming di Masa Pandemi Covid-19, IAKMI Beri Saran Begini

Rabu, 17 November 2021 – 23:38 WIB
Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Hermawan Saputra dan CEO KlikDokter Hendra Heryanto Tjong. Foto tangkapan layar

jpnn.com, JAKARTA - Telemedicine menjadi andalan masyarakat untuk mencari informasi, berkonsultasi dengan dokter, dan membeli obat-obatan selama pandemi.

Dewan Pakar Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dr Hermawan Saputra, SKM MARS CICS mengatakan untuk memaksimalkan penggunaan telemedicine, pelaku usaha harus mampu membawa transformasi digital yang dapat dirasakan masyarakat secara seamless.

BACA JUGA: Ahli Beberkan Pentingnya Telemedicine untuk Pasien, Jangan Abai!

Tujuan dari digitalisasi bidang kesehatan dan farmasi ialah menjaga aksesibel layanan dan biaya yang terjangkau oleh berbagai kalangan. 

"Beberapa upaya dalam komoditi, sumber daya, pelayanan kefarmasian, pengawasan, dan pemberdayaan masyarakat telah dilakukan agar terciptanya kemandirian dalam manajemen dan informasi kesehatan," tutur Hermawan Saputra dalam webinar bertajuk 'Peran Digitalisasi Dalam Pengembangan Inovasi dan Bisnis di Industri Farmasi,' Rabu (17/11).

BACA JUGA: IAKMI: PSBB Transisi dan Proporsional Hanya Menyesatkan Saja

Dia melanjutkan sistem rujukan fasilitas kesehatan sudah mengarah ke TIK based yang terpadu.

Pelayanan kesehatan berbasis telemedicine sudah mencangkup konsultasi komunikasi, informasi dan edukasi (KIE); konsultasi klinis (Anamnesa), pemeriksaan fisik tertentu yang dilakukan melalui audiovisual.

BACA JUGA: Pakar Kesehatan Dunia Berbagi Saran soal Cara Hidup Bersama COVID-19

Selanjutnya pemberian anjuran yang dibutuhkan berdasarkan hasil pemeriksaan penunjang dan/atau hasil pemeriksaan fisik tertentu; penegakan diagnosis; penatalaksanaan dan pengobatan pasien; penulisan resep obat dan/atau alat kesehatan, diberikan kepada pasien sesuai dengan diagnosis.

"Juga penerbitan surat rujukan untuk pemeriksaan atau tindakan lebih lanjut ke laboratorium dan/atau fasilitas pelayanan kesehatan lainnya sesuai hasil penatalaksanaan pasien," kata Hermawan dalam paparannya.

Sementara itu, CEO KlikDokter Hendra Heryanto Tjong menyoroti dari sisi pemasaran produk farmasi.

Dia menjelaskan Indonesia merupakan market terbesar di ASEAN. 

Pada 2020, populasi di Indonesia mencakup 25 persen generasi Y dan 28 persen generasi Z yang mengerti teknologi dan antusias terhadap kesehatan membentuk market size senilai Rp 60 triliun.

Hendra mengatakan perkembangan farmasi digital ditandai dengan tiga hal, yakni perubahan ke digital. Platform jual-beli online telah banyak digunakan untuk membeli produk farmasi.

Kedua, perubahan perilaku konsumen yang membeli berbagai produk melalui omnichannel. Ketiga, komunikasi marketing kini langsung dilakukan oleh brand sendiri.

“KlikDokter memungkinkan konsumen untuk membeli produk langsung dari kami melalui partner farmasi yang terpercaya dan sudah sesuai dengan ketentuan SIA/SIPA untuk menjamin kualitas produk," tutur Heryanto.

Melalui KlikDokter yang bekerja sama dengan lebih dari 1.000 farmasi di seluruh Indonesia, lanjutnya, Kalbe telah bergerak menuju transformasi online. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Tarif Tes PCR di Burname Farmasi Makin Ramah di Kantong


Redaktur : Rasyid Ridha
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler