jpnn.com - JAKARTA - Saat kejadian pengeboman dan baku tembak terjadi di kawasan Sarinah, Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat kemarin, sejumlah pejabat negara sedang tidak berada di Jakarta.
Bukan hanya Presiden Joko Widodo yang tidak berada di Jakarta. Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Luhut Binsar Panjaitan juga tengah berada di luar kota. Luhut tengah melakukan kunjungan kerja ke Pontianak, Entikong dan Singkawang Kalimantan Barat.
BACA JUGA: Kalau Profesional, Mereka Menggunakan M-16 atau AK-47
Saat kejadian berlangsung Luhut baru saja mendarat di Entikong dengan helikopter. Dia sempat melihat obyek pembangunan jalan pararel perbatasan.
Nah, saat itulah telepon Luhut bordering. Dia tampak sudah tak lagi konsentrasi. Sekitar pukul 11.30, Luhut memutuskan balik lagi ke Pontianak. Kunjungannya ke Singkawang pun dibatalkan. Dia ingin langsung kembali menggunakan pesawat Boeing TNI AU bali ke Jakarta.
BACA JUGA: BOM SARINAH: Banyak Paku Menancap di Tubuh Korban
Dalam kunjungan kerja itu, Luhut mengajak Menteri Pertahanan Riamizard Riacudu dan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono.
Sesampai di Pangkalan Udara Supadio, Luhut tampak tegang. Ketika rombongan turun dari heli dan masuk ke Boeing, Luhut tak beranjak. Dia sibuk menelepon di dekat heli. Salah satu yang didengar Jawa Pos ialah sambungan telepon ke Menteri Sekretaris Negara Praktikno. Terdengar samar-samar berkoordinasi soal rapat.
BACA JUGA: Mantan Perakit Bom Jamaah Islamiyah: Serangan Bondo Nekat yang Gagal Total
Setibanya dari kunjungan kerja di daerah, Luhut didampingi Panglima TNI Gatot Nurmantyo sekitar pukul 14.30. Sebelum meninjau titik ledakan di gerai Starbucks, Luhut sempat singgah di Mal Sarinah yang ada di sebarangnya. Luhut tidak berkomentar sama sekali ke media ketika beranjak menuju lokasi pengeboman.
Ketika Luhut masuk gerai kopi asal Amerika itu, kondisi sudah dinyatakan clear. Setelah beberapa saat berada di dalam gerai Starbucks, Luhut memberikan keterangan singkat kepada media. Dia mengatakan tidak ada penerapan status siaga I untuk skala nasional. ’’Presiden juga tidak perlu diungsikan,’’ tandasnya.
Ledakan bom sekaligus adu tembak di perempatan Jl Thamrin memang memicu isu keamanan presiden. Sebab lokasi kejadian ini hanya 2 km dari kantor Presiden Joko Widodo di Jl Merdeka Utara.
Menurut Luhut terjadinya aksi teror di ibukota negara, seperti di Jakarta, Paris, dan Mumbai merupakan bentuk dari kedodorannya seluruh pemangku kebijakan setempat. ’’Jangan menggunakan istilah kecolongan. Karena kita menghadapi gerilya,’’ katanya.
Setelah mendengar keterangan dari polisi di TKP, Luhut menceritakan bahwa pelaku teror ada lima orang. Dua orang tewas setelah meledakkan bom bunuh diri. Kemudian tiga pelaku toror lainnya tewas ditembak oleh polisi saat menyerang pos polisi di perempatan Jl Thamrin.
Selain itu Luhut juga mengatakan ada dua korban lainnya yakni satu orang warga Indonesia dan satu orang lagi warga Belanda. Kemudian sejumlah korban luka sedang menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.
Luhut mengelak disebut teror Sarinah terjadi karena informasi intelejen yang lemah. Menurut dia, sudah sejak awal Desember, negara telah mengantisipasi aksi teror yang dilakukan pihak-pihak tertentu.
’’Polisi kan sudah melakukan penangkapan terhadap mereka yang menebar ancaman selama ini. Hanya saja memang ada satu kelompok yang belum berhasil ditangkap,’’ ujarnya. Menurut dia, aksi teror itu bagaimana perang gerilya bawah tanah. Sulit diprediksi kapan datangnya ancaman.
Dia sudah menginstruksikan jajaran TNI dan Polri untuk siaga satu dan menyiapkan semua satuan, tak hanya di Jakarta. Pejabat asal Toba Samosir, Sumatera Utara itu mengatakan seluruh pasukan siap diterjunkan tinggal menunggu komando.
Dia berharap masyarakat tetap tenang dan beraktifitas normal. Sebab, kekuatan polisi dan tentara disebutnya masih bisa mengusai keadaan. ’’Kami juga meminta masyarakat dimanapun melaporkan orang-orang yang dicurigai melakukan kegiatan teror,’’ ucapnya. (byu/syn/gun/lus/wan/far/idr/yuz/sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Bom Sarinah Ulah Kelompok Bahrun Naim? Siapa Dia?
Redaktur : Tim Redaksi