jpnn.com - JAKARTA - Lini bisnis enterprise dan business service masih dianggap sektor seksi bagi PT Telekomunikasi Indonesia. Perseroan pelat merah itu berani membidik pemasukan sebesar Rp 30 triliun pada 2016.
Sumbangan terbesar saat ini masih berasal dari segmen korporasi dengan porsi 57 persen. Di lini enterprise and business service, terdapat tiga segmen, yakni korporasi, government, dan UKM.
BACA JUGA: Perumnas Diminta Manfaatkan Lahan Pemda untuk Rumah PNS
Direktur Enterprise and Business Service Telkom Muhammad Awaluddin mengatakan, sampai akhir semester pertama tahun ini, perusahaan telekomunikasi pelat merah ini telah mengantongi pendapatan Rp 15 triliun dari lini bisnis enterprise and business service.
Di Indonesia, Telkom membidik 300 kampung UKM digital sampai akhir tahun. Di Surabaya, lanjut Awaluddin, saat ini tujuh kampung UKM digital sudah terealisasi dari target sepuluh kampung sampai akhir 2016.
BACA JUGA: PT Pembangunan Perumahan Right Issue Rp 2,25 Triliun
“Kami membidik segmen ini karena kekuatan ekonomi UKM di Indonesia cukup besar, tapi pengelolaannya masih ndeso. Jadi, kami terus lakukan edukasi meski saat ini ukurannya masih kecil. Segmen UKM mampu tumbuh 15–17 persen. Sedangkan kontribusinya baru 22 persen. Untuk segmen government kontribusinya juga sekitar 21 persen,” ujar Awaluddin di Jakarta, akhir pekan kemarin.
Direktur Consumer Service Telkom Dian Rachmawan mengatakan, pihaknya menargetkan pada 2020 sebanyak 20 juta rumah terkoneksi ke jaringan broadband berbasis fiber optik atau fiber to the home (FTTH) IndiHome. Target tersebut dengan melakukan terobosan pembangunan jaringan melalui pola kemitraan.
BACA JUGA: Program Sejuta Rumah, Sudah Berapa sih yang Dibangun?
Saat ini, rinci Dian, jumlah pelanggan IndiHome mencapai 1,5 juta. Layanan triple play yang terdiri atas internet on fiber, UseeTV (IPTV) dan telepon rumah itu akan menembus 20 juta rumah tangga pada tahun 2020.
Target tersebut, kata Dian, akan dicapai dengan melakukan terobosan pemasaran layanan melalui pola franchise. Dalam konsep franchise itu, lanjut dia, Telkom membuka peluang kerja sama dengan mengundang berbagai pihak.
Seperti pengembang properti dan pengelola jaringan akses yang bersedia membangun infrastruktur mulai dari titik optical distribution cabinet (ODC) hingga rumah pelanggan.
“Adapun investasi untuk membangun satu jaringan infrastruktur IndiHome berkisar USD 300. Bagi investor yang menjadi mitra kita berikan IRR (internal rate of return/tingkat pengembalian investasi) sebesar 21 persen dengan proyeksi di bawah lima tahun)," ujar Dian.
Hingga triwulan I-2016, Telkom memiliki 4,197 juta pengguna Fixed Broadband. Di Fixed Broadband, layanan triple play IndiHome telah memiliki 1,35 juta pelanggan dengan tingkat penggunaan per pelanggan (ARPU) Rp 326.000.
"Telkom bertekad memberikan kontribusi positif meningkatkan kualitas dan kesejahteraan bangsa Indonesia melalui pengembangan infrastuktur broadband dan layanan digital,” pungkasnya. (ers/jos/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Segera Punya Peta Jalan Pembangkit Nuklir
Redaktur : Tim Redaksi