jpnn.com, JAKARTA - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membenarkan sedang mengawasi langkah penyertaan modal PT Telkomsel terhadap Gojek-Tokopedia (GOTO).
Tak tanggung-tanggung, satu tim sudah dibentuk yang kerjanya sangat mendetail, melebihi proses penyelidikan.
BACA JUGA: KPK Buka Peluang Seret Pihak Telkomsel ke Persidangan Bupati Abdul Gafur
Deputi Penindakan dan Eksekusi KPK Karyoto mengatakan Direktorat Pencagahan dan Monitoring telah mengkaji investasi Telkomsel ke platform digital raksasa itu.
Karyoto mengatakan Direktorat Penindakan KPK juga sudah mendapat laporan dari proses pengawasan saat ini.
BACA JUGA: Investasi Telkomsel di PT GOTO Dinilai Tepat, Tak Perlu Dipolitisasi
"Kami (Direktorat penindakan dan Eksekusi) juga kemarin sudah kerja sama dengan direktorat monitoring sudah intens monitoring mengenai hal ini (investasi GOTO). Kami biasanya akan mendapatkan feeding dari Direktorat Monitoring mengenai hal ini," ungkap Karyoto di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (28/11) malam.
Jenderal polisi bintang dua itu menerangkan tim Direktorat Monitoring bekerja sangat detail.
BACA JUGA: Usut Kasus Korupsi di IKN, KPK Garap Petinggi Telkomsel
"Kalau Direktorat Monitoring sudah turun, berarti dia memonitor lebih detail daripada kami melakukan penyelidikan," kata Karyoto.
Karyoto mengakui pihaknya turut memelototi investasi itu lantaran sempat menuai pro dan kontra sekaligus menjadi perhatian publik. Terlebih sejumlah kalangan menilai langkah investasi itu janggal, sarat konflik kepentingan, hingga berpotensi merugikan negara.
"Kalau melihat hal yang sedang muncul pemberitaan di masyarakat mereka proaktif," ujar Karyoto.
Seperti diketahui, Telkomsel memiliki saham GOTO senilai USD 450 juta atau setara dengan Rp 6,4 triliun pada November 2020.
Nilai investasi itu setara dengan 23,7 miliar saham GOTO.
Telkomsel mengadakan perjanjian dengan PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (AKAB) atau Gojek untuk investasi dalam bentuk obligasi konversi atau convertible bond (CB) tanpa bunga sebesar US$150 juta atau setara dengan Rp 2,1 juta per Desember 2020.
Opsi beli saham preferen memberikan hak kepada Telkomsel untuk membeli tambahan saham preferen dari AKAB sebesar USD 300 juta dan dapat dieksekusi dalam waktu 12 bulan pada harga USD 5,049 per saham.
Pada 17 Mei 2021, Gojek dan Tokopedia melakukan merger menjadi PT GoTo Gojek Tokopedia dan membuat Telkomsel mengeksekusi CB sesuai perjanjian CB, dengan CB akan dikonversi menjadi saham.
Lalu pada 18 Mei 2021, Telkomsel telah menandatangani perjanjian pembelian saham untuk memesan 29.708 lembar saham konversi atau sebesar USD 150 juta yang setara dengan Rp 2,1 triliun. Kemudian membeli lagi 59.417 lembar saham tambahan dari opsi pembelian saham atau senilai USD 300 juta atau setara Rp 4,29 triliun.
Berdasarkan perubahan akta pada 19 Oktober 2021, GOTO melakukan stock split dan mengubah jumlah kepemilikan saham Telkomsel dari 89.125 lembar saham, menjadi 23,72 miliar lembar saham.
Dengan investasi dan stock split ini, maka Telkomsel tercatat memperoleh saham GOTO pada harga Rp 270 per saham.
Sementara itu, Penurunan harga saham PT Goto Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang signifikan membuat PT Telkom Indonesia Tbk. (TLKM) harus membukukan unrealized loss atau kerugian yang belum terealisasi hingga Rp 811 miliar.
Berdasarkan laporan keuangan kuartal I/2022, TLKM menderita kerugian hingga Rp 881 miliar akibat berinvestasi pada saham teknologi tersebut. Sebagai catatan, BUMN itu menderita kerugian bahkan ketika harga saham GOTO berada di level IPO.
Per 31 Maret 2022, Telkomsel, anak usaha TLKM menyatakan nilai wajar investasi saham di GoTo dengan menggunakan nilai penawaran saham GoTo pada saat IPO sebesar Rp 338 per saham. (tan/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Usut Kasus Korupsi di IKN, KPK Panggil Dirut Telkomsel Hendri Mulya
Redaktur & Reporter : Fathan Sinaga