Siswi Korban Intimidasi Sang Guru

Teman Sekolah Menangis Histeris saat Lihat Jasad Amel

Rabu, 12 April 2017 – 03:30 WIB
Amel saat dirawat di RSUD Kota Padangsidimpuan didampingi ayahnya Ahda Yanuar Nasution, Selasa (4/4) lalu. Kini, Amel telah meninggal dunia. Foto: Oriza Pasaribu/Metro Tabagsel/JPG

jpnn.com, PADANGSIDEMPUAN - Meninggalnya Amelya Nasution, 19, siswi SMK Negeri 3 Padangsidimpuan masih menyisakan duka yang sangat mendalam bagi teman-teman sekolahnya.

Mereka tidak menyangka bahwa Amel, sapaan akrab Amelya, akan pergi selamanya. Pasalnya, Amel sempat menjalani perawatan sembilan hari di RSUD Padangsidimpuan sebelum ajal menjemputnya, Senin kemarin.

BACA JUGA: Siswi Korban Intimidasi Sang Guru Itu Meninggal Dunia

Siswi berprestasi itu nekat minum racun rumput setelah diintimidasi gurunya, karena membeberkan kecurangan sang guru tersebut saat ujian nasional berbasis komputer (UNBK) di akun facebook pribadinya.

Teman-temannya merasa kehilangan saat mendengar kabar Amel meninggal. Bahkan mereka menangis histeris ketika melihat jenazah Amel di rumah sakit.

BACA JUGA: Siswi Pengunggah Kebocoran USBN Akhirnya...

Para guru yang sebelumnya hadir terlebih dahulu di rumah sakit terpaksa ikut menenangkan siswanya yang menjerit-jerit karena tidak percaya rekannya meninggal.

Jenazah siswa Kelas XII dibawa ke rumah duka di Desa Bahal, Kecamatan Batunadua, Kota Padangsidimpuan, pukul 12.00 WIB.

BACA JUGA: Siswi SMA Diajak ke Rumah, Diimingi HP, Rupanya Modus..

Iddiyah Annur, 19, rekan korban yang juga mengaku mendapatkan intimidasi dari seorang oknum guru mengaku terkejut mendapat kabar kematian temannya. Selanjutnya, dia langsung ke rumah sakit untuk memastikan keadaan korban.

“Awalnya saya merasa tidak percaya setelah mendapatkan kabar Amelya sudah meninggal dunia,” ujarnya seperti dilansir pojoksatu (Jawa Pos Group) hari ini.

Dia berharap pihak kepolisian menindak oknum guru yang sudah mengintimidasi korban bersama dirinya dan seorang rekannya bernama Rini. “Saya berharap agar guru itu ditindak secepatnya, gara-gara intimidasi itu, kawan saya minum racun,” tegasnya.

Keluarga pun berencana menempuh jalur hukum dengan membuat pengaduan ke kantor polisi. Timbul Simanungkalit, Direktur Eksekutif Yayasan Burangir, Senin (10/4) mengatakan, laporan tersebut rencananya dilakukan setelah selesai pemakaman korban.

”Yayasan Burangir akan langsung memberikan perlindungan hukum dengan mendampingi pihak keluarga untuk membuat laporannya ke kantor polisi,” katanya.

Timbul menambahkan, saat ini pihaknya sudah mengumpulkan sejumlah saksi guna melengkapi laporan ke kantor polisi. Dua saksi korban, yaitu Iddiya Anur dan Rini akan menjadi saksi pelapor ke kantor polisi.

”Keduanya rencananya akan menjadi saksi pelapor, karena mereka dan korban sama-sama mendapatkan tindakan intimidasi dari guru,” tegasnya.

Timbul menilai, Amelya tidak akan nekat minum racun jika sejumlah oknum guru di SMK Negeri 3 Kota Padangsidimpuan tidak melakukan intimidasi.

Diketahui, sejumlah oknum guru mengintimidasi korban dan dua orang rekannya dengan menakuti akan dipenjara 4 tahun dan denda Rp750 juta, apabila tidak menghapus status di media sosial.

Kasus ini juga memantik reaksi Wakil Wali Kota Padangsidimpuan, Muhammad Isnandar Nasution. Dia meminta kepolisian segera mengusut pelaku intimidasi terhadap Amel.

“Sebagai wakil wali kota, saya berharap kepada petugas kepolisian segera memberikan tindakan hukum bagi guru yang mengintimidasi siswa itu. Sebab, seorang siswa yang diintimidasi itu sudah menjadi korban,” ujarnya saat mengunjungi rumah duka, Senin (10/4).

Isnandar juga sudah menghubungi Inspektorat Provinsi Sumatera Utara (Sumut) agar segera menindak guru pelaku intimidasi itu. (nin)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Siswi Coba Bunuh Diri, Guru Bantah Lakukan Intimidasi


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler