jpnn.com - JPNN.com - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Siti Nurbaya merangkum berbagai persoalan secara langsung di lapangan agar dapat diselesaikan secara utuh. Ia pun rutin blusukan keluar masuk hutan dan menemui masyarakat, guna mendapatkan informasi sebagai bahan penting bagi pemerintah.
''Bapak Presiden berpesan kepada saya bahwa hutan harus dimanfaatkan untuk mensejahterakan rakyat,'' kata Menteri Siti.
BACA JUGA: Proyek e-KTP Dikorupsi, KPK Periksa Politikus PAN dan Eks Sekjen Kemendagri
Oleh karena itu, ia pun berkunjung ke lapangan untuk melihat format bisnis, pembinaan kelembagaan kelompok tani hutan, orientasi ekonomi kreatif, potensi wisata, dan industri kayu rakyat guna menopang upaya pemerintah dalam mengatasi kemiskinan, pengangguran, dan ketimpangan melalui skema Perhutanan Sosial. Banyak hal istimewa yang ditemukan dari berbagai daerah di nusantara.
Untuk skema Hutan Kemasyarakatan, Menteri LHK telah berkunjung ke Kalibiru, Kabupaten Kulon Progo. Di sana rakyat memanfaatkan ekowisata pemandangan yang indah dan mampu meningkatkan ekonomi rakyat disekitarnya.
BACA JUGA: Anak Buah Bu Mega Bantah Mangkir Panggilan KPK
Adapun untuk skema Mitra Konservasi, Menteri Siti berkunjung ke Tahura Wan Abdurahman di Lampung. Di sini ia melihat agroforestry dan rakyat setempat yang dulunya merambah dan melakukan penebangan ilegal, sekarang menikmati HHBK, kelimpahan air dan terbebas dari longsor, banjir, dan kebakaran hutan.
''Selain itu di Gedong Wani, saya melihat potensi pengembangan pangan dan ternak melalui Kemitraan dengan KPHP,'' jelasnya.
BACA JUGA: Oh ini toh Penyebab Ahok Nangis di Persidangan
Selanjutnya untuk skema Hutan Desa/ Hutan Nagari, Menteri Siti berkunjung ke Hutan Nagari Sungai Buluh di Kabupaten Padang Pariaman Sumatera Barat. Di sana rakyat mengelola hutan dengan kearifan lokal dan menerapkan hukum adat nagari. Ada Lubuk Larangan dengan sungainya yang jernih, kalau ada penduduk yang mengambil ikan tanpa upacara adat, dikenakan sanksi pembayaran 10 sak semen.
Untuk skema pembayaran jasa lingkungan tata air (Payment for Environmental Services/ PES), Menteri Siti berkunjung ke Rawa Danau Kabupaten Serang, Banten.
Di sana kelompok tani hutan mau menanam, dan memelihara hutan di pekarangannya dan menjaga Cagar Alam Cidanau karena ada pembayaran dari pengguna air di Cilegon yaitu Krakatau Steel, Asahimas, dan Candra Asri yang membutuhkan air untuk kegiatan industri dan air minum kota Cilegon. Di sini kelompok tani sebagai sellers dan industri di Cilegon sebagai buyers.
Untuk skema Hutan Adat, Menteri Siti mendatangi Masyarakat Hukum Adat Ammatoa di Kajang, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan. Ia masuk ke Hutan Adat yang berfungsi produksi dimana struktur hutannya terjaga dengan baik, karena mereka memprakti`kkan tebang pilih atau memungut Hasil Hutan Bukan Kayu-nya untuk kebutuhan sendiri.
''Saya harus berjalan tanpa alas kaki ketika saya memasuki kampung adat dan kebalai pertemuan adat. Saya merasakan suasana magis dan ketulusan para tetua adat dengan harapan agar ada pengakuan dan perlindungan oleh negara atas keberadaan Masyarakat Hukum Adat Ammatoa,'' jelasnya.
Untuk skema Hutan Tanaman Rakyat, Menteri Siti mengunjungi Desa Hajran di Jambi, dimana rakyat setempat akan mengusahakan jenis-jenis tanaman cepat tumbuh untuk membangun industri veneer milik sendiri.
''Ini juga sejalan dengan perintah Bapak Presiden kepada Kementerian LHK dan APHI agar menyusun Road Map Industri Perkayuan untuk membangkitkan kejayaan industri perkayuan di Indonesia,'' katanya.
Untuk skema Hutan Rakyat, Menteri Siti datang ke Kalimantan Selatan ke Desa Telaga Langsat Kecamatan Takisung Kabupaten Tanah Laut untuk bertemu dan berdialog dengan anggota kelompok tani Hutan Rakyat Silvopastur.
Di sini Hutan Rakyat dikelola dengan baik antara lain ditanami jenis pohon, juga ada ternak sapi yang sehat dan kotorannya digunakan untuk biogas, ada kolam ikan, dan lebah madu sekitar 500 koloni yang tersebar hingga kecamatan-kecamatan.
''Dari berbagai perjalanan ke lapangan, saya melihat kegembiraan, kejujuran, ketulusan dan semangat rakyat yang luar biasa dalam melaksanakan program Perhutanan Sosial,'' katanya.
Untuk merangkul semua yang ditemukannya di lapangan, beberapa waktu lalu KLHK menyelenggarakan wahana berinteraksi saling belajar bertukar informasi, pengalaman, dan memperkuat jejaring kerja para pelaku dalam program Perhutanan Sosial.
(rls131)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pejabat Kota Cimahi Digarap KPK
Redaktur : Tim Redaksi