Temui 2 Rektor di Makassar, Anis Matta Beber Gerakan Partai Gelora

Sabtu, 05 September 2020 – 20:12 WIB
Ketua Umum DPN Gelora Indonesia Anis Matta. Foto: arsip DPN Partai Gelora

jpnn.com, MAKASSAR - Ketua Umum Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Anis Matta mengharapkan para ilmuwan dan akademisi terlibat aktif dalam membangun sistem perpolitikan di Indonesia.

Anis menyampaikan hal itu saat bertemu kalangan akademisi di Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (4/9).

BACA JUGA: Anis Matta Beberkan Alasan Kata Rakyat di Nama Partai Gelora

Dalam kunjungan di ibu kota Sulsel itu Anis menemui Rektor Universitas Negeri Makassar (UNM)  Prof Husain Syam  dan Rektor Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar Prof Ambo Asse.

Anis saat bertemu dengan Husain Syam mengatakan bahwa selama ini orang membicarakan politik pada proses dan pencapaian saja.

BACA JUGA: Pemerintah Akui Gelora, Anis Matta Temui Jokowi di Istana

“Namun kita minim bicara pada produk politiknya, sehingga kita kadang kelihatan bingung setelah berkuasa," kata Anis sebagaimana siaran pers Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Partai Gelora, Sabtu (5/9).

Anis menegaskan, kedua hal itu harus menjadi satu kesatuan dalam desain perpolitikan nasional. Oleh karena itu, katanya, Partai Gelora mendorong penguatan pendidikan politik di Indonesia dengan menjadikan universitas sebagai mitra pemikiran strategis bagi pemerintah dalam melahirkan kebijakan.

BACA JUGA: Dahlan Iskan: Partai Gelora Bisa Bikin Road Map Mencari Pemimpin Berkualitas

Lebih lanjut Anis mencontohkan kompetisi para saintis menemukan obat dan vaksin Covid-19. Semestinya, katanya, kebijakan pemerintah dalam penanganan Covid-19 juga berbasis pada sains dengan melibatkan perguruan tinggi sebagai mitra.

Oleh karena itu Anis menegaskan, gerakan pertama Partai Gelora ialah melakukan revolusi pendidikan dengan menjadikan politik sebagai industri pemikiran. “Di mana universitas sebagai mitra berpikir," tegasnya.

Politikus kelahiran 7 Desember 1968 di Kabupaten Bone, Sulsel itu menambahkan, platform politik saat ini sangat lemah dan hanya menjadi alat kekuasaan. Menurut Anis, hal itu berpengaruh pada keseriusan pemerintah menangani Covid-19.

"Jika hal ini dibiarkan dan platform politiknya tidak diperkuat,  maka sulit bangsa ini mengharap  kemajuan masa depan bangsa," katanya.(ast/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler