Temui Gus Mus, Rombongan Daulat Budaya Nusantara Ikut Pengajian Santri Bajingan

Senin, 05 Februari 2024 – 22:30 WIB
Gus Mus saat mengikuti acara Senin Pahingan Santri Bajingan (Bar Ngaji Mangan) di Pondok Pesantren Al Itqon Bugen. Foto: dok DBN

jpnn.com, SEMARANG - Daulat Budaya Nusantara gencar melanjutkan rangkaian silaturahmi ke pesantren-pesantren budaya di tengah hiruk pikuk pesta demokrasi lima tahunan bangsa Indonesia.

Kali ini,  Teguh Haryono, pakar pertahanan kebudayaan dari Universitas Pertahanan hadir di Semarang mengikuti acara Senin Pahingan Santri Bajingan (Bar Ngaji Mangan) di Pondok Pesantren Al Itqon Bugen.

BACA JUGA: Bijak Bermedia Sosial dan Pertahankan Identitas Budaya, Saring Sebelum Sharing

"Nyaman ya, ngaji dibuka dengan selawatan, terus nyanyi Indonesia Raya. Lalu bermusik kontemporer, kemudian puisi teatrikal, lantas klangenan keroncong. Ditambah lagi melukis yang coretan pertama dikuaskan Gus Mus, dilanjut kuas para pelukis sambil mendengarkan Gus Mus berpuisi penyair Arab, terakhir makan makan. Ini pengalaman pertama kali saya ngikuti ngaji Santri Bajingan (Bar Ngaji Mangan/ Bakdo Ngaji Makan). Sangat kental budayanya," tutur Teguh.

Menurut Teguh, pesantren yang selama ini "hanya" dikenal sebagai tempat belajar agama Islam dan kitab kitab ulama, ternyata juga menjadi suaka para seniman dan budayawan.

BACA JUGA: Pakar Budaya Sebut Bojonegoro Motor Rendezvous Masuk Ekosistem Ekonomi Kreatif

Pesantren sangat terbuka dengan proses-proses berkebudayaan masyarakat.

"Di pesantren, agama bersanding dengan budaya budaya luhur masyarakat. Saya melihat kedaulatan budaya nusantara secara utuh diteladankan para kiai kepada santri santrinya. Welas asih, gotong royong, tepo sliro (toleransi) tampak nyata. Bahkan Kiai Hasyim Asy'ari menulis kitab Adabul A'lim Wal Muta'allim yang membahas adab santri kepada kiai dan adab kiai kepada santrinya. Saya melihat Nusantara," jelas inisiator Gerakan Daulat Budaya Nusantara tersebut.

BACA JUGA: Lihat Pembuatan Gong, Fery Farhati Kagum dengan Kekayaan Budaya Indonesia

Ngaji Senin Pahingan di Pondok Pesantren Al Itqon ini diadakan setiap 35 hari mengikuti kalender Jawa.

Konsepnya diskusi soal situasi dan kondisi masa kini dengan diselingi penampilan para seniman dan budayawan dan yang mengikuti ngaji ini dijuluki Santri Bajingan, Bar Ngaji Mangan.

"Ini ngaji Senin Pahingan yang ke 27 kalinya. Dihadiri para wartawan, seniman, santriwan santriwati Al Itqon, warga masyarakat Bugen dan para Tim Sukses Pemilu 2024. Saya berharap meskipun kita beda pilihan, kita tetap seduluran. Mari merajut hati menjalin silaturahmi anak bangsa. Kita semua saudara. Kita sudah menunggulama Romo Kyai Musthofa Bisri, alhamdulillah beliau hadir malam ini ditengah tengah kita," tutur KH. Ubaidillah Shodaqoh, Pengasuh Pondok Pesantren Al Itqon sekaligus Ketua PWNU Jawa Tengah.

Gus Mus, kiai asal Rembang yang banyak menulis sastra turut hadir dalam kegiatan itu.

"Alhamdulillah, akhirnya setelah 3 tahun saya angan-angan, sampai juga di tempat ( Ponpes Al Itqon) yang barokah ini. Saya ingin mengajak kita semua menyadari nikmat Allah SWT. Orang bersyukur itu syaratnya harus menyadari nikmat anugerah dari Allah. Saya punya temen seperti Fir'aun, tidak pernah sakit. Suatu saat dia sakit sampai perlu bantuan oksigen. Setelah sembuh dia merasa nikmat dan bersyukur atas anugerah bisa bernafas," pungkas Gus Mus. (flo/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler