Temui Nenek Asyani, Menteri Siti: Jangan Menangis

Kamis, 19 Maret 2015 – 07:41 WIB
Menteri KLH Siti Nurbaya (kiri) melihat kondisi Asyani di Perumahan Banjir, Dusun Kristal, Desa/Kecamatan Jatibanteng, Situbondo, Rabu pagi (18/3). Foto: Rendra Kurnia/Jawa Pos Radar Banyuwangi/JPNN

jpnn.com - SITUBONDO - Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup (KLH) Siti Nurbaya kemarin (18/3) menemui Nenek Asyani alias Bu Muaris, di Perumahan Banjir, Dusun Kristal, Desa/Kecamatan Jatibanteng, Situbondo.

Begitu berjumpa dengan, Asyani meminta ampun dengan isak tangis yang tidak bisa dibendung.

BACA JUGA: Lihat nih, Anak Komodo yang Umurnya Baru 10 Hari, Kulitnya Bagus Banget

Kedatangan rombongan Siti di rumah Asyani di Perumahan Banjir, Dusun Krital, Desa/Kecamatan Jatibanteng, lebih cepat dari jadwal yang beredar. Menteri KLH datang di rumah Asyani pukul 07.55 dengan didampingi sejumlah pejabat.

Di antaranya, Bupati Situbondo Dadang Wigiarto dan Wakapolres Situbondo Kompol Muhammad Fadil, serta beberapa pihak, termasuk Perhutani.

BACA JUGA: Astaga… Mengaku ISIS Ancam Bunuh Presiden Jokowi, Begini Isi Terornya

Siti yang mengenakan baju putih langsung masuk ke rumah untuk menemui Asyani yang terbaring sakit di kamarnya. Ketika politikus Partai Nasdem tersebut duduk di sebelahnya, Asyani langsung mengucurkan air mata.

Dia berkali-kali meminta ampun dan meminta dibebaskan karena merasa tidak pernah mencuri kayu jati. ’’Saya mohon ampun Bu Menteri, saya ingin bebas,’’ ujarnya lantas menangis.

BACA JUGA: Ini Persamaan Antara Nikah Siri Online dan Kumpul Kebo

Mendengar permohonan tersebut, secara spontan Siti mengusap air mata Asyani dengan tisu sambil meminta untuk bersabar.

’’Jangan menangis terus, nanti masalahnya tidak cepat selesai. Di sini saya bersama Pak Bupati dan Perhutani akan membantu. Jadi, harus kuat menghadapi masalah ini,’’ kata Siti sambil membujuk Asyani agar tidak terus-menerus menangis.

Di dalam rumah Asyani, Siti hanya berbincang dengan Asyani. Sesekali anak Asyani menjawab pertanyaan Siti karena kondisi ibunya masih lemah. Tidak lebih dari 10 menit, Siti kemudian pamit dan keluar dari rumah Asyani yang berstatus hak pakai dengan ukuran 4 x 6 meter tersebut.

Bersama rombongan, Siti langsung melanjutkan perjalanan menuju lokasi pengolahan kayu, tempat penyitaan barang bukti kayu jati yang diduga ilegal. Sebelum sampai di tempat circle (penggergajian) kayu tersebut, Siti mengaku dirinya diutus Presiden Joko Widodo untuk mengunjungi Asyani.

’’Kami lihat kondisi sekarang ini, memang sengaja datang untuk cek (lokasi penyitaan kayu). Di samping perintah presiden untuk melihat kesederhanaan (Asyani), saya ingin kaitkan dengan kasus hukum,’’ ungkapnya.

Disinggung apakah nanti ada jaminan Asyani bisa bebas murni, Siti menegaskan harus ada keselarasan antara hukum dan keadilan.

’’Karena sudah berada di ranah hukum, pasti nanti argumentasi dan cara-cara hukum yang kami pakai. Tapi, spirit keadilannya harus ada. Itu yang paling penting,’’ tegasnya.

Sementara itu, setelah dijenguk menteri KLH, keluarga Asyani menyatakan sangat berterima kasih karena telah mendapat perhatian dari pemerintah pusat. Sejumlah anggota keluarga, termasuk Asyani, juga terharu karena ada pejabat tinggi yang mau datang menjenguk tukang pijat tersebut.

’’Kami sangat senang dan berterima kasih telah diperhatikan. Kami benar-benar minta tolong,’’ ungkap Asyani. (rri/c5/end)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ini Penilaian Tantowi soal Pemerintahan Jokowi


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler