jpnn.com, JAKARTA - Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah memberikan panduan tentang kategori orang yang lebih diutamakan mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Panduan itu dibuat karena proses penyediaan vaksin terhadap Covid-19 dilakukan secara bertahap.
BACA JUGA: Kabar Gembira dari Prof Wiku soal Persiapan Vaksinasi Covid-19
Hal tersebut diungkap Ketua Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) Sri Rezeki S. Hadinegoro.
Sri Rezeki mengatakan, sebuah negara sulit menghasilkan vaksin sebesar jumlah penduduknya.
BACA JUGA: Target Ganda Vaksinasi Corona: Kekebalan Kelompok dan Pemulihan
Ketika jumlah vaksin sebesar sepuluh persen dari jumlah penduduk, maka tenaga kesehatan (nakes) bakal menjadi prioritas.
"WHO memiliki pedoman. Kalau suatu negara hanya bisa menyediakan sepuluh persen vaksin untuk negaranya, siapa saja yang bisa diimunisasi, mungkin cuma nakesnya saja," kata dia dalam diskusi virtual berjudul 'Vaksin untuk Negeri', Minggu (31/10).
BACA JUGA: Pemerintah Terus Mempersiapkan Logistik dan SDM untuk Vaksinasi Covid-19
Dia menambahkan, pekerja yang berurusan dengan masyarakat menjadi prioritas berikutnya diberikan vaksin, terutama, saat sebuah negara bisa menyediakan vaksin di atas sepuluh persen dari jumlah penduduk.
"Kalau di atas 10 persen, selain nakes mungkin yang berhubungan dengan masyarakat. Itu karena keterbatasan vaksin. Ini vaksin juga tidak murah. Kalau yang rebutan banyak, tentu menjadi mahal," timpal dia.
Namun, kata dia, ketika penyediaan vaksin di sebuah negara banyak, tentu bisa disalurkan ke masyarakat.
Nantinya Pusat Kesehatan Masyarakat (puskesmas) bisa menjadi garda terdepan memberikan vaksinasi untuk menekan penularan Covid-19.
"Yang sudah terdaftar, penyuntikan di Puskesmas setempat. Di samping rumah sakit, karena pertama memang nakes dahulu, berikutnya masyarakat itu di puskesmas yang sudah ada sekarang," pungkas Sri Rezeki. (ast/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Aristo Setiawan