Tengahi Konflik PSSI, Pemain Tak Takut Sanksi

Selasa, 13 Desember 2011 – 13:31 WIB

JAKARTA - Konflik jilid II yang terjadi di otoritas sepakbola tanah air, Persatuan Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), sepertinya sulit dicarikan jalan tengahnyaPasalnya, hingga Senin (12/12), dua stakeholder keolahragaan nasional, yakni KONI Pusat dan Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga belum bersedia menceburkan diri untuk menengahi dualisme kompetisi di tubuh PSSI.

Selain itu, para pemain juga tidak menghiraukan lagi ancaman PSSI atas keikutsertaan mereka dalam kompetisi tandingan PSSI

BACA JUGA: Penumpang Gelap di Pesawat Barca

Salah satu pisak yang bisa berperan dalam konflik tersebut adalah ketua KONI Tono Suratman, sebagai induk olahraga nasional
Namun, tamnpaknya KONI masih berfikir panjang untuk masuk dalam konflik tersebut.

Konflik tersebut tak urung membuat Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Tono Suratman bersuara

BACA JUGA: Anelka Digaet, Drogba Dirayu

Tono yang baru memegang tampuk pimpinan KONI per 2 Desember 2011, belum melakukan aksi
”Saya baru sepuluh hari memegang kendali KONI

BACA JUGA: Terhadang Bahaya Inkonsistensi

Belum sempat memanggil pihak-pihak yang bertikai,” tuturnya saat dihubungi, kemarin (12/12).

Bagi dia, dualisme kompetisi di tubuh PSSI itu memang tidak menyehatkanSemuanya dinilai bakal sangat merugikan perkembangan sepakbola nasional, utamanya pemain-pemain yang terlibat di dalam dua kompetisi PSSI, Indonesia Super League (ISL) dan Indonesia Primer League (IPL)ISL adalah kompetisi yang diakui secara resmi oleh PSSI ketika dipimpin oleh Nurdin Halid.

Sementara IPL adalah kompetisi tandingan yang dilarang oleh PSSISekarang, kondisinya terbalikJustru ISL yang dilarang oleh PSSI di bawah kepemimpinan Djohar Arifin dan IPL adalah kompetisi resmi yang diakui

”Saya masih harus mempelajari persoalan mendasarnyaYang saya tahu baru sekadar gambaran kasar, kalau di sepakbola Indonesia itu ada dualisme kompetisiSemua akan saya telaah dulu satu per satu,” tambahnya

Nah, untuk memediasi ini, pensiunan jenderal bintang dua itu mengaku siap memanggil Ketum PSSI, Djohar ArifinBahkan, surat pemanggilannya, akan segera dikirim ke Sekretariat PSSI di kawasan Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta

”Saya sekarang sedang membuka Kejurnas Anggar di SamarindaSepulang dari sini (Samarinda-red), saya pasti akan panggil Pak Djohar (Arifin-red)Tunggu dua atau tiga hari lah,” ungkapnya

Terpisah, Menpora Andi Alifian Mallarangeng juga terlihat tidak bisa berbuat banyakPasalnya, ada Federasi Sepakbola Dunia (FIFA) yang terus menyorot kekisruhan iniBila ada mediasi yang dilakukan pemerintah, Andi mengkhawatirkan ini akan diartikan sebagai sebuah intervensi.

Ujung-ujungnya, akan ada penjatuhan sanksi berat untuk sepakbola IndonesiaApalagi, usia kepengurusan PSSI di bawah kendali Djohar Arifin baru menapaki 3 bulan”FIFA tidak ingin pemerintah ikut campurJadinya ya, kami serahkan persoalan ini untuk diselesaikan secara internal oleh PSSI sendiriLagian kan pengurusnya baru dilantik tiga bulanMari kita sama-sama tunggu saja dulu,” tutur Andi.
 
Salah satu korban dualisme kompetisi di tanah air adalah pemain sepakbolaSebab, berdalih aturan dari induk olahraga sepakbola Asia (AFC) dan induk olahraga sepakbola dunia (FIFA), pemain yang mengikuti kompetisi di luar PSSI atau IPL dilarang memperkuat timnas Indonesia

Menurut Djohar, aturan FIFA melarang timnas sebuah kesebelasan diperkuat oleh pemain tanpa klub atau bermain di klub di luar resmi otoritas sepakbola negara bersangkutan”Jadi pemain yang memperkuat klub di luar liga resmi PSSI otomatis dilarang oleh FIFA,” kata Djohar

Dditegaskannya bahwa pemain yang bermain di luar kompetisi PSSI tak dapat berkostum timnasSedangkan, bagi para pemain yang sudah tergabung di timnas harus menanggalkan kostumnyaMenurutnya, hal itu sudah sesuai dengan aturan atau statuta FIFA pasal 79 ayat 2.

Ironisnya, sebagian besar pemain timnas saat ini adalah pemain yang memperkuat klub-klub ISLSebut saja Bambang Pamungkas, Boas Salosa, Zulkifli Syukur, Christian Gonzales dan lainnya

Lantas, bagaimana reaksi pemain timnas atas ancaman tersebut? Hasim Kipuw, Ramdani Lestaluhu, dan Andritany Ardhiyasa sepertinya sudah menyadari risiko ketika memilih berlabuh di Persija Jakarta versi Indonesia Super League (ISL).

Buktinya, mereka mengaku tidak masalah jika namanya harus dicoret dari skuad timnas U-23Hasim Kipuw dkk bukan tidak tahu mengenai ancaman tersebutTapi mengapa, mereka masih memilih berlabuh di Persija yang tak diakui PSSI? "Saya yakin, semua pemain tahu tentang aturan ituTapi, saya punya prinsip bahwa Persija yang sah atau asli, ya Persija yang saya bela saat ini," kata Hasim kepada INDOPOS (JPNN Group).

"Semua juga tahu, mana Persija yang asli dan tidakSayang, PSSI memaksakan kehendak, tidak mengakui Persija yang asli (ISL)," tambah pemain asal Ambon ituOleh karenanya, Hasim mengaku tidak khawatir kalau pun namanya harus tercoret dari skuad timnas U-23Sebab, apa yang dilakukan diyakini sudah benar

"Saya sudah menyadari risikonyaKalau pun karir saya di timnas terhenti, tidak masalahSaya meyakini kebenaran," tuturnya.

Hal senada dikatakan Ramdani Lestaluhu dan AndritanyPenggawa Macan Kemayoran yang juga penggawa timnas U-23 di SEA Games itu mengaku, tidak masalah jika namanya harus dicoret dari timnas

"Harus diakui, Persija lah yang membesarkan nama sayaJadi, demi Persija saya harus tercoret dari timnas, tidak masalah," aku Ramdani Lestaluhu

Ramdani mengaku, sebelum namanya melambung bersama timnas U-23, dia sudah tercatat di skuad Persija yang saat ini diketui Ferry PaulusDia meniti karir dari di Persija mulai dari Persija U-21"Saya tidak mungkin meninggalkan Persija yang asliKarena Persija yang membesarkan nama saya," ujarnya.

Demikian juga dengan AndritanyDia mengawali karir profesionalnya mulai dari Persija U-21Talenta yang dimilikinya, terasah di skuad tim Macan KemayoranOleh karena itu, jika dipaksa memilih, Andritany akan memilih bertahan di Persija ISL dan rela menanggalkan kostum timnas

"Sama dengan Hasim dan RamdaniSaya dibesarkan oleh PersijaKalau pun saya memilih Persija, menurut saya itu wajarApalagi, Persija yang asli," pungkas Andritany(ags/sis)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Kubu Khan Lakukan Penyelidikan


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler