Tenggak Miras, Tantang Warga, jadinya Rusuh seperti Ini

Senin, 27 Juli 2015 – 05:22 WIB

jpnn.com - LUWUK - Kerusuhan terjadi di Desa Tuntung, Kecamatan Bunta, Kabupaten Banggai, Sulteng, Jumat (24/7) hingga Sabtu (25/7). Terhitung empat rumah ludes terbakar, satu warga harus mendapatkan perawatan intensif di rumah sakit umum Luwuk, karena menderita luka tembak.

Rusuh dipicu aksi penikaman terhadap Suardi Landoso (37), warga Desa Tuntung yang berujung kematian.

BACA JUGA: Usai Minum Tuak Kendarai Motor, Braakkk! Inalillahi

Informasi yang berhasil dihimpun Luwuk Post (Grup JPNN) menyebutkan semula Ridwan, Asrin dan rekan-rekannya menenggak minuman beralkohol di pantai desa Tuntung. Usai menegak miras di pantai, pesta dilanjutkan ke rumah pelaku.

Selain memutar musik, Ridwan yang disebut-sebut sebagai biang bentrokan itu berteriak-teriak seakan menantang warga. Tak puas di satu lokasi, Ridwan, Arsin dan kawan-kawan terus melanjutkan aksinya ke sudut kampung lainnya. Masih tetap sama, Ridwan masih sering berteriak padahal waktu sudah mendekati magrib.

BACA JUGA: Gubernur Sumut Belum Usulkan Nama Calon Plt Wako Medan ke Mendagri, Kenapa Ya?

Alhasil, sejumlah warga yang merasa terganggu mendekati dan mengingatkan agar tidak ribut. Sayang, terjadi adu mulut antara warga dan kelompok Ridwan. Warga yang geram dengan sikap Ridwan berupaya mendekat.  Melihat rekannya hendak diserang, Asrin langsung mengeluarkan badik dari balik bajunya.

Senjata tajam itu diacungkannya ke depan, namun seorang yang diserangnya berhasil menghindar.  Apes bagi Suardi yang tepat berada di arah badik Asrin. Iapun jatuh bersimbah darah. Melihat Suardi terkapar, Asrin dan Ridwan beserta rekannya kabur.  Warga setempat berupaya memberikan pertolongan, namun korban tak tertolong.

BACA JUGA: Di Jawa Kekeringan, Sumbar Dilanda Badai dan Hujan Es

Keluarga korban yang tidak terima atas kejadian itu, sekira pukul 20.30 Wita langsung mengambil sejumlah botol bensin. Mereka menuju rumah pelaku, lalu membakarnya hingga rata tanah. Sempat tenang, Sabtu (25/7) sekira pukul 12.00 Wita usai pemakaman korban, massa kembali beringas.

Dengan bermodalkan bensin, mereka kembali mendatangi rumah yang kerap dijadikan tempat minum tersangka. Tak pelak, tiga rumah kembali dibakar tanpa adanya perlawanan dari pemilik rumah.

“Rumah yang pertama itu milik Om Acho (Ayah pelaku penikaman, red), kemudian rumah milik Ridwan, Ardin dan rumah Om Tome,” tutur seorang sumber yang enggan menyebutkan namanya ketika ditemui di lokasi rumah terbakar.

Anehnya, tidak ada satupun warga yang mau memberikan komentar ketika ditanyakan bagaimana pembakaran rumah itu terjadi. Mereka hanya mengatakan bahwa aksi itu adalah aksi spontanitas warga. Sebab, usai pemakaman, putra korban menangis dan terus mempertanyakan mengapa ayahnya dibunuh.

Anak berusia lima tahun itu melihat sendiri ayahnya bersimbah darah. Diduga hal itulah yang kemudian kembali menyulut emosi warga dan mencari rumah kerabat dekat pelaku, lalu membakarnya.

Saat dikunjungi Kapolres, AKBP Jamaludin Farti, istri korban meminta aparat kepolisian dapat memberikan sanksi berat terhadap pelaku. Ia mengatakan korban tidak akan bisa kembali, sementara pelaku masih bisa berkeliaran. Kapolres langsung berupaya memberi pemahaman bahwa perkara itu sudah ditangani polisi.

“Kita tidak pernah mau seperti ini, tapi apa mau dikata semua sudah terjadi. Kami di sini selama ini hidup rukun, tidak pernah ada kejadian begini. Saya harap bapak mengerti,” ungkap Udin Landoso, ayahanda korban dalam tangisnya, ketika bersalaman dengan Kapolres Banggai.

Almarhum Suardi Landoso, dalam kesehariannya berprofesi sebagai nelayan, Ia adalah sosok ayah yang bertanggungjawab pada keluarga. Kematian suami dari Asma ini, masih menyisahkan duka bagi seluruh keluarga.

Tak terkecuali tiga orang anaknya, yakni Tiwi, anak tertua yang kini duduk di bangku kelas 1 SMU, kemudian Wandi, kelas 6 SD, serta Haikal yang masih berusia 5 tahun.

Meskipun suasana di lokasi kejadian sudah kondusif, namun personil  Satuan Sabhara Polres Banggai masih tetap disiagakan di lokasi untuk berjaga-jaga. Sementara, dua peleton Brimob dikembalikan ke markasnya.

Dalam pengamanan bentrokan, Brimob Luwuk mendapatkan bantuan dari Brimob Touna, serta sejumlah personil TNI dari Kodim 1308/LB. (van/sam/jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ditinggal Buang Sampah, Motor Wartawati Dicuri


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler