jpnn.com, JAKARTA - Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) akan berkolaborasi dengan Dalang Ki Seno Nugroho, menggelar pentas wayang kulit climen lakon Bagong Brantas Korupsi, Jumat (26/6) pukul 20.00.
Pentas wayang akan digelar secara live streaming melalui channel YouTube Dalang Seno dan Ki Seno Nugroho, dengan sistem pementasan padat berdurasi dua jam.
BACA JUGA: Sosialisasi Empat Pilar MPR Lewat Wayang Kulit di Kaki Gunung
Koordinator MAKI Boyamin Saiman mengatakan pentas wayang climen ini dilakukan dalam rangka mengajak masyarakat membantu pemerintah mencegah dan memberantas korupsi.
"MAKI sengaja kampanye pemberantasan korupsi menggunakan media seni dan budaya pentas wayang kulit lakon Bagong Brantas Korupsi, untuk menjangkau masyarakat lebih luas dikarenakan Dalang Seno Nugroho memiliki penggemar luas kalangan tua dan milenial," kata Boyamin, Jumat (26/6).
BACA JUGA: Melestarikan Wayang dan Tradisi Indonesia Melalui Platform Digital
Menurut dia, terbukti setiap pentas siaran live, penontonnya lebih dari 10 ribu. Penonton siaran rekamannya bisa mencapai 100 ribu. Subscriber YouTube-nya sekitar 350 ribu.
Boyamin membeberkan singkat jalan cerita Bagong Brantas Korupsi. Adegan satu, wayang Petruk (Kakak Bagong) sedang menjabat menjadi gubernur jendral negara jajahan Amarta terletak di Sebrang.
BACA JUGA: Menpora Berharap Pemuda Milenial Tidak Melupakan Tradisi Wayang Kulit
Selama menjabat, Petruk hidupnya foya-foya dan melupakan kesejahteraan rakyatnya.
Petruk di hadapan para pembantunya menyatakan ingin menjadi gubernur jendral periode kedua dengan cara menggunakan anggaran negara untuk membeli suara dalam Pemilu Gubernur Jendral.
"Selanjutnya Petruk memerintahkan para pembantunya untuk membagi-bagikan uang dengan tujuan untuk memilihnya," ungkap Boyamin.
Adegan dua, Bagong dilantik jadi Ketua Pemberangusan Korupsi negeri Amarta oleh Puntadewa disaksikan para Pandawa, Kresna dan Baladewa.
Berikutnya Raja Amarta Puntadewa memerintahkan Bagong untuk menangkap Petruk karena ketika jadi ratu gubernur jendral melakukan korupsi.
"Apakah Bagong mampu menjalankan tugasnya atau gagal menangkap Petruk yang nota bene kakak kandungya?" Silakan tonton pentas wayangnya malam nanti," kata Boyamin.
Dia memastikan bahwa pentas seni ini tidak bernuansa politis. "Lakon ini tidak politis karena bersifat sanepo yang lucu, kejadian di Amarta dan tidak menyinggung siapa pun pejabat saat ini," tuntasnya. (boy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Boy