Militer Amerika Serikat telah meninggalkan pangkalan udara Bagram di Afghanistan setelah 20 tahun berada di sana.

Mereka mematikan listrik dan meninggalkan tempat tersebut di malam hari tanpa memberi tahu komandan militer Afghanistan yang baru.

BACA JUGA: Umat Islam di Launceston, Tasmania Terus Bertambah, tetapi Tak Ada Masjid

Demikian dikatakan oleh pihak militer yang baru mengetahui hal tersebut dua jam setelah militer Amerika Serikat pergi.

Militer Afghanistan mengizinkan wartawan masuk ke pangkalan udara Bagram, Senin kemarin, untuk memperlihatkan fasilitas yang digunakan Amerika Serikat dalam operasi menggusur Taliban dan mencari anggota Al-Qaeda menyusul serangan 11 September 2001 di Amerika Serikat.

BACA JUGA: Sydney Memperpanjang Lockdown, Sementara Aturan Pembatasan di Melbourne Semakin Dilonggarkan

Pekan lalu, militer Amerika Serikat mengatakan sudah sepenuhnya mengosongkan pangkalan udara Bagram menjelang penarikan akhir semua pasukan, yang menurut Departemen Pertahanan AS akan selesai dilakukan di akhir Agustus.

"Kami mendengar rumor tentara Amerika Serikat sudah meninggalkan Bagram dan akhirnya jam 7 pagi kami melihat mereka sudah meninggalkan Bagram," kata Jendral Mir Asadullah Kohistani, komandan pangkalan Bagram yang baru. 

BACA JUGA: Pensiunan Ilmuwan Politik Jerman Dituduh Menjadi Mata-mata Untuk Tiongkok Hampir 10 Tahun

Juru bicara militer Amerika Serikat, Kolonel Sonny Leggett, tidak secara khusus menanggapi protes dari banyak tentara Afghanistan yang sekarang mewarisi pangkalan udara tersebut.

Tapi pernyataannya minggu lalu mengatakan penyerahan banyak pangkalan Amerika Serikat kepada Afghanistan sudah mulai dilakukan sejak pengumuman Presiden Joe Biden pertengahan April lalu yang menyatakan akan menarik semua sisa tentara yang masih ada di Afghanistan.

Kolonel Leggett mengatakan dalam pernyataan bahwa Amerika Serikat sudah melakukan koordinasi mengenai penarikan dengan para pemimpin Afghanistan.

Sebelum militer Afghanistan bisa menguasai pangkalan Bagram yang berjarak sekitar satu jam berkendara dari ibu kota Kabul, tempat tersebut telah dijarah oleh belasan orang, sebelum kemudian mereka diusir oleh tentara Afghanistan.

"Pada awalnya kami berpikiran mungkin mereka Taliban," kata Abdul Raouf yang sudah 10 tahun menjadi tentara Afghanistan.

Dia mengatakan tentara Amerika Serikat menelpon dari bandara Kabul dan mengatakan "kami sekarang sudah berada di bandara Kabul."

Jendral Kohistani mengatakan Tentara Nasional Afghanistan akan bisa mempertahankan pangkalan militer tersebut meski Taliban belakangan banyak memenangkan pertempuran di berbagai kawasan.

Di pangkalan militer tersebut juga ada penjara yang dilaporkan menahan sekitar 5 ribu orang yang sebagian besar diduga adalah anggota Taliban. Taliban semakin dominan

Taliban semakin banyak menguasai wilayah di Afghanistan di saat pasukan Amerika Serikat dan NATO mulai menarik diri.

Pekan lalu, hampir semua tentara NATO dengan diam-diam meninggalkan negara tersebut.

Tentara Amerika Serikat terakhir diperkirakan akan tetap di sana sampai persetujuan untuk melindungi bandara internasional Hamid Karzai di Kabul diselesaikan.

Sementara itu di Afghanistan Utara, semakin banyak distrik yang jatuh ke kekuasaan Taliban.

Dalam dua hari terakhir, ribuan tentara Afghanistan melarikan diri ke wilayah perbatasan dengan Tajikistan, daripada bertempur melawan Taliban.

"Dalam pertempuran, kadang kita maju satu langkah dan kemudian mundur beberapa langkah," kata Jenderal Kohistani.

Dia mengatakan militer Afghanistan sekarang mengubah fokus ke beberapa distrik strategis, namun tanpa menjelaskan bagaimana mereka akan melakukannya.

Setelah ditinggalkan oleh militer Amerika Serikat banyak juga peralatan yang ditinggalkan.

Yang diperlihatkan di Bagram  adalah fasilitas raksasa, yang tampak seperti sebuah kota kecil, yang digunakan khusus oleh pasukan Amerika Serikat dan NATO.

Di sana ada dua landasan pacu, dengan 100 tempat parkir untuk pesawat jet tempur. Salah satu landasan pacu panjangnya 3.660 meter dan dibangun tahun 2006. 

Terdapat pula ruang tunggu khusus bagi penumpang, rumah sakit dengan 50 tempat tidur dan hanggar raksasa dengan bentuk tenda dengan banyak perabotan di dalamnya.

Jenderal Kohistani mengatakan Amerika Serikat meninggalkan sekitar 3,5 juta barang, semuanya sudah diberi nomor pendaftaran oleh tentara AS.

Diantaranya ribuan botol air minum, minuman energi dan makanan siap saji ala militer yang dikenal dengan nama MRE.

"Ketika disebutkan 3,5 juta barang, ini termasuk barang-barang kecil seperti telepon, gagang pintu, setiap jenderal di barak, setiap pintu di barak," katanya.

Barang-barang besar yang ditinggalkan termasuk ribuan kendaraan sipil, banyak diantaranya tanpa kunci, dan ratusan kendaraan bersenjata

Jenderal Kohistani mengatakan Amerika Serikat juga meninggalkan sejumlah senjata kecil dan amunisi untuk mereka, namun peralatan besar dibawa kembali oleh tentara AS. Tentara Afghan kesal dengan cara Amerika Serikat

Tentara Afghanistan yang memeriksa keadaan Bagram menyatakan kekesalan kepada Amerika Serikat yang pergi tanpa memberitahu mereka yang ditugaskan menjaga bagian luar kompleks tersebut.

"Dalam semalam saja mereka kehilangan seluruh jasa mereka dalam 20 tahun terakhir, dengan cara mereka pergi diam-diam di malam hari tanpa memberitahu tentara Afghanistan yang melakukan patroli di kawasan ini," kata tentara Afghanistan, Naematullah yang meminta hanya nama depannya saja yang ditulis.

Dalam masa 20 menit setelah kepergian diam-diam tentara AS, listrik di pangkalan tersebut dimatikan dan pangkalan tersebut menjadi gelap gulita, kata Rauf, seorang tentara sudah bertugas selama 10 tahun dan pernah ditempatkan di provinsi Helmand dan Kandahar, daerah yang menjadi pusat kekuatan Taliban.

Menurutnya, dengan matinya lampu, para penjarah segera masuk. Mereka masuk dari arah utara menghancurkan pintu masuk, menjarah isi gedung-gedung yang mereka masuki.

Hari Senin, tiga hari setelah kepergian tentara AS, tentara Afghanistan masih membersihkan tumpukan sampah termasuk botol kosong, dan kaleng minuman yang ditinggalkan para penjarah.

Sementara itu Jenderal Kohistani mengatakan setelah hampir 20 tahun keterlibatan tentara AS dan NATO di Afghanistan, sekarang waktunya bagi warga Afghanistan untuk bisa mengurusi diri sendiri.

"Kita harus menyelesaikan masalah kita sendiri. Kami harus mengamankan negeri ini dan membangu kembali negeri kita dengan tangan kita sendiri," katanya.

AP

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Balapan Formula 1 dan MotoGP di Melbourne Dibatalkan, Vaksinasi Rendah Jadi Alasan

Berita Terkait