DAMASKUS – Jatuhnya para diktator di dunia Arab lewat revolusi sipil ternyata belum mampu membuka mata dan mengetuk hati Presiden Bashar al-Assad dari SyriaBuktinya, tokoh yang mewarisi kekuasaan dari almarhum ayahnya, mantan Presiden Hafez al-Assad, tersebut tetap memberangus unjuk rasa terhadap pemerintahannya.
Bahkan, kemarin (10/12) menjadi salah satu hari paling buruk bagi perjuangan rakyat Syria dalam menumbangkan rezim berkuasa
BACA JUGA: Pesawat Jatuh Ludeskan Kampung Kumuh
Sedikitnya, 41 warga sipil tewas, termasuk tujuh bocah, setelah tertembak oleh serangan militer pro pemerintah di Kota Damaskus dan Homs.Organisasi Pemantau HAM Syria, dalam pernyataan resmi, menyatakan bahwa 12 orang tewas di Kota Homs, termasuk dua anak-anak berusia 10 dan 12 tahun
BACA JUGA: Iran: Pesawat Mata-Mata AS Menerobos 250 Km
Oposisi pun menuduh pasukan pemerintah berencana melakukan pembantaian di kota itu.Di utara Syria, organisasi HAM Syria yang berpusat di Inggris tersebut menyatakan bahwa lima orang warga sipil ditembak mati tentara pemerintah di Kota Hama
Di Provinsi Damaskus, 18 warga sipil dilaporkan tewas
BACA JUGA: Rumah Sakit Membara, 73 Tewas
Termasuk dua bocah yang terkena tembakan peluru tajam aparat keamananKorban tewas lainnya juga dilaporkan di Kota Duma, Saqba, Kafarbatna, Hamouirehm, dan Dmeir.Sementara itu, di Provinsi Daraa, tempat perlawanan rakyat pecah untuk kali pertama pada pertengahan Maret lalu, seorang perempuan dewasa dan seorang remaja putri tewasDi Kota Maaret Numan, Provinsi Idlib, dekat perbatasan Turki di utara Syria, dua remaja berusia 15 tahun tewasSeorang sopir taksi juga tewas tertembak di wilayah yang sama.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memerkirakan lebih dari 4.600 warga sipil telah tewas di Syria selama sembilan bulan terakhirSebelumnya, Jumat lalu (9/12) kelompok oposisi Dewan Nasional Syria memperingatkan adanya serangan berdarah di Kota HomsMenurut dia, pemerintah mengklaim serangan tersebut sebagai balasan atas aksi para teroris yang menarget dan menyerang saluran distribusi pipa gas di wilayah Homs pada Kamis lalu (8/12).
’’Rezim Assad melapangkan jalan untuk melakukan pembantaian warga demi memusnahkan api revolusi di Kota Homs,’’ terang SNC, salah satu koalisi anti-Assad
Homs adalah kota persimpangan penting berpenduduk 1,6 juta jiwaKota tersebut terbelah oleh garis perbedaan keyakinan warganyaDi sana seringkali terjadi ketegangan sektarianMenurut SNC, rezim Assad terus berupaya untuk mengeksploitasi kondisi itu untuk memecah perlawanan rakyat.
Sejumlah kekerasan berdarah terburuk dilaporkan terjadi di Kota HomsTermasuk, serangkaian pembantaian yang terjadi dalam kurun waktu sehari pada Jumat dan Sabtu (9-10/12)’’Rasanya tanah bergetar hebat,’’ cerita seorang warga Homs mengatakan kepada Associated Press melalui teleponDia mengungkapkan, ledakan dan rentetan suara tembakan terus terdengar sejak dini hari
’’Sejumlah kendaraan lapis baja pengangkut personel militer bergerak di jalanLantas, para tentara melepaskan tembakan secara membabi buta dengan menggunakan senjata mesin,’’ tambah pria yang tidak mau disebutkan identitasnya itu
Koalisi aktivis oposisi setempat, Komite Koordinasi Lokal, menyatakan bahwa 35 orang tewas dalam rangkaian serangan pada Jumat laluSebagian besar korban adalah warga kota HomsData berbeda diungkapkan Organisasi Pemantau HAM Syria yang menyebutkan korban tewas mencapai 24 orang
Perbedaan data korban lazim terjadi karena pemerintah melarang wartawan asing meliput demonstrasi anti-rezim di SyriaData korban didapat wartawan dari para aktivis lokal dan sejumlah organisasi independen.(AFP/AP/cak/dwi)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Heli Jatuh di Las Vegas, Lima Tewas
Redaktur : Tim Redaksi